Santo Hieronimus berkata, "Tak Kenal Kitab Suci, Tak Kenal Kristus"

Senin, 02 Agustus 2010

PERSOALAN SEPUTAR KITAB SUCI (8)

71. Mengapa banyak ahli mempelajari penemuan di Qumran?
Naskah-naskah Kitab Suci yang ditemukan di Qumran lebih tua daripada naskah Ibrani resmi yang diakui oleh para rabbi. Hal ini menjadi sarana untuk mengetahui tradisi yahudi atau tradisi PL dengan lebih tepat. Tambah lagi bahwa disamping naskah-naskah PL yang ditemukan di Qumran, juga ada sejumlah naskah lain yang menyangkut jemaat Qumran sendiri. Dengan demikian diperoleh banyak informasi mengenai apa yang boleh disebut hidup membiara di kalangan Yahudi zaman dulu. Maka untuk sejarah hidup membiara dan sejarah spiritualitas, penemuan-penemuan di Qumran amat berarti. Dan pada umumnya untuk seluruh latar belakang dunia Yahudi pada zaman Yesus, kelompok Qumran memberikan informasi mengenai situasi religius zaman Yesus yang tidak seluruhnya ditemukan dalam PB.

72. Siapakah penulis Kitab Kejadian?
Kita tidak tahu siapa penulis Kitab Kejadian. Bahkan harus dikatakan bahwa Kitab Kejadian tidak ditulis oleh satu orang saja, tetapi seperti halnya bagian-bagian Kitab Suci Perjanjian Lama yang lain ditulis, ditulis kembali dan lagi-lagi ditulis kembali. Begitu dalam Kitab Kejadian, biasanya kita membedakan macam-macam pengarang. Mereka tidak dikenal, tetapi diberi nama menurut kekhasan tulisan mereka. Ada satu pengarang yang barangkali berasal dari Yehuda, yang selalu pakai nama Yahwe untuk Allah, pengarang itu disebut Y. Pengarang lain memakai kata "elohim" untuk Allah dan barangkali orang tersebut berasal dari Efraim, orang itu disebut E. Dan masih ada orang yang disebut P. artinya Presbyter (imam), sebab pengarang itu datang dari kalangan para imam. Tetapi siapa nama pengarang itu sendiri, tidak ada yang tahu.

73. Apakah arti kata mazmur?
Dalam bahasa Ibrani Kitab Mazmur disebut "tehilin," artinya"puji-pujian." Tetapi sebenarnya hanya sejumlah mazmur terbatas yang merupakan puji-pujian dalam arti yang sesungguhnya. Kata yang biasa dipakai adalah kata "mizmur" yang dalam bahasa Indonesia menjadi "mazmur," artinya "syair" atau juga "nyanyian." Khususnya Mzm 120-134 disebut nyanyian-nyanyian ziarah. Dalam bahasa Yunani (Septuaginta) Kitab Mazmur disebut "psalterion," yang sebenarnya merupakan nama untuk sebuah alat musik yang mengiringi nyanyian.

74. Gaya bahasa manakah yang tepat untuk mengungkapkan Mazmur?
Dalam bahasa Ibrani, dan sedikit juga dalam terjemahan Yunani, mazmur-mazmur itu bersifat puisi. Maka gaya bahasa yang paling cocok untuk menerjemahkannya adalah puisi. Tentu saja gaya puisi Ibrani lain daripada gaya puisi bahasa-bahasa lain. Tetapi bagaimanapun juga, sama seperti bagian besar dari nabi-nabi, begitu juga mazmur merupakan kesusasteraan Israel yang lebih halus dan lebih bersifat puitis. Pengelompokan mazmur-mazmur yang paling tepat diperoleh dengan memperhatikan gaya sastranya. Ditinjau dari segi sastra dapat dibedakan tiga jenis utama dalam mazmur, yaitu puji-pujian, permohonan, dan ucapan syukur. Pengelompokan ini tidak mencakup semua mazmur, sebab terdapat juga jenis-jenis campuran atau mazmur-mazmur yang mempunyai jenisnya tersendiri.

75. Mazmur mana sajakah yang termasuk dalam pujian, keluhan, permohonan, syukur dan kepercayaan?
Kiranya keluhan dimasukkan dalam golongan permohonan. Begitu juga syukur dan kepercayaan sangat erat hubungannya dan sulit dibedakan. Termasuk golongan puji-pujian ialah Mzm 8, 19, 29, 33, 46 48, 76, 84, 87, 93, 96-100, 103-106, 113, 114, 117, 122, 135, 136, 145-150. Mazmur permohonan biasanya dibagikan menjadi dua kelompok, yakni doa permohonan bersama, dan doa permohonan perorangan. Termasuk doa permohonan bersama ialah Mzm 12, 44, 60, 74, 79, 80, 83, 85, 106, 123, 129, 137. Adapun doa permohonan perorangan, a.l. Mzm 3, 5-7, 13, 17, 22, 25, 26, 28, 31, 35, 38, 42-43, 51, 54-57, 59, 63, 64, 69-71, 77, 86, 102, 120, 130, 140-143. Semua ini menurut perhitungan yang terdapat dalam terjemahan KSPL dari LAl yang diambil alih oleh Gereja Katolik. Mazmur ucapan syukur, yang juga bisa disebut Mazmur Kepercayaan adalah misalnya Mzm 18, 21, 30, 33, 34, 40, 65-68, 92, 116, 118, 124, 129, 138, 144.
Perlu diperhatikan bahwa ini hanya merupakan penggolongan yang kasar saja. Bisa jadi bahwa sebuah mazmur bersifat pujian, tetapi juga ada unsur syukur di dalamnya, bahkan ada unsur permohonan.

76. Mengapa mazmur bisa masuk ke dalam khasanah buku Kitab Suci?
Mengapa tidak? Juga dalam buku-buku Kitab Suci yang lain ada mazmur-mazmur, misalnya dalam buku Hakim bab 5 terdapat nyanyian kemenangan Deborah; ratapan Daud atas Saul dan Yonathan ditemukan dalam 2Sam 1. Juga dalam 1Mak 3,3-19 dan 14,4-15 terdapat syair-syair dari zaman Makabe. Dalam PB pun ada syair-syair seperti lagu Maria (Magnificat), lagu Zakharia (Benedictus), dan lagu Simeon (Nunc dimitis). Banyak sekali bagian dari Kitab para Nabi merupakan jenis puisi. Tetapi Kitab Mazmur adalah kumpulan doa-doa yang bersifat puisi secara khusus.

77. Bagaimana dijelaskan awal terjadinya doa Mazmur itu?
Penjelasan mengenai terjadinya doa Mazmur tidak berbeda dengan penjelasan mengenai terjadinya Kitab Suci seluruhnya. Sebab mazmur-mazmur merupakan bagian integral dari Kitab Suci, khususnya PL. Oleh karena itu sejak semula sudah ada mazmur dan memang ada mazmur-mazmur yang amat tua. Tetapi juga pada akhir periode PL masih tetap dibuat mazmur-mazmur. Dan apa yang kita temukan dalam seluruh Kitab Suci, yakni bahwa suatu teks yang lama diolah kembali dan ditambah-tambah, juga ada dalam Mazmur. Ada mazmur yang benar-benar merupakan pengolahan dari teks yang lebih lama, atau peluasannya. Maka apa yang berlaku untuk Kitab Suci seluruhnya berlaku juga untuk Kitab Mazmur: Dibuat oleh banyak orang, pada waktu yang berbeda-beda, dan dalam situasi yang berbeda-beda pula.

78. Bagaimana dijelaskan hanya dipilih 150 mazmur dari ribuan tulisan semacam mazmur?
Kiranya memang ada lebih dari 150 mazmur. Apakah jumlahnya sampai ribuan, itu tidak bisa dipastikan. Bahwa semula ada kumpulan mazmur-mazmur yang lebih kecil masih dapat dilihat pada ayat terakhir dari Mzm 72, dimana dikatakan "sekianlah doa-doa Daud bin Isai." Padahal dalam ayat-ayat yang disebut sebelumnya sudah tercantum beberapa mazmur yang tidak dari Daud. Sebenarnya kalau memperhatikan bagian pertama buku Mazmur harus dikatakan bahwa mazmur-mazmur itu terdiri dari dua kelompok 3-41 dan 51-72. Masih ada kumpulan-kumpulan mazmur yang serupa, ialah Mzm 50 dan 73-83, begitu juga 42-49 dan 84, 85, 87, 88. Masih bisa disebut juga 120-134 dan terutama mazmur yang disebut mazmur "haleluya" (105-107, 111-118, 135, 136, 146-150). Rupa-rupanya kumpulan-kumpulan kecil itu mula-mula beredar sendiri dan kemudian dijadikan satu. Maka tidak mengherankan bahwa sebetulnya Mzm 14 sama dengan Mzm 53. Begitu juga Mzm 40, 14-18 = Mzm 70. Sama halnya dengan Mzm 57,8-12 serta 60,7-14 dengan Mzm 108. Jadi sebetulnya tidak ada 150 tetapi harus dikurangi paling sedikit tiga. Dalam kumpulan terakhir Kitab Mazmur dibagi menjadi "lima buku." Rupa-rupanya serupa dengan Pentateukh yang adalah lima buku Musa. Masing-masing ditutup dengan semacam "doksologi," yakni dalam Mzm 41, 14; 72, 18-20; 89, 52; 106, 48. Dan Mzm 150 seolah-olah menjadi penutup untuk seluruh buku mazmur. Dan ternyata baru pada zaman masehi seluruhnya dibatasi pada 150 mazmur. Septuaginta masih mempunyai 151 dan terjemahan Syria 155. Jumlah 150 tidak berasal dari pengarang atau penerbit buku Mazmur yang asli.

79. Apakah dasar pembagian kitab Mazmur?
Seperti tadi sudah dikatakan, dasar pembagian yang pertama ialah bahwa di dalam Kitab Mazmur dikumpulkan aneka jenis kelompok kumpulan Mazmur. Jadi kumpulan-kumpulan yang sudah ada dikumpulkan menjadi satu kumpulan yang besar. Pembagian lain itu berasal dari pengarang-pengarang. Tetapi pembagian dalam lima buku itu akhirnya berhubungan dengan penggunaan khusus dalam ibadat (kristiani).

80. Bagaimana cara mempelajari teks Mazmur?
Cara yang paling baik ialah mendoakannya. Mazmur-mazmur tidak dimaksudkan sebagai pengajaran atau sebagai pewartaan, melainkan merupakan puisi yang mau mengungkapkan iman Israel dalam bentuk doa. Maka cara yang terbaik ialah ikut mendoakan mazmur-mazmur. Segala hal yang menyangkut pembagian dan lain sebagainya. Mungkin bisa menunjang penggunaan mazmur dalam doa. Tetapi akhirnya mazmur-mazmur itu harus didoakan untuk dapat dimengerti. Disini praktek lebih penting daripada teori.

Baca juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar