21. Siapakah yang menugaskan untuk menulis Kitab Suci?
Yang menugaskan untuk menulis Kitab Suci berbeda-beda. Ada orang yang ditugaskan oleh jemaat atau oleh pimpinan jemaat untuk menulis sesuatu. Ada pula yang menulis atas kesadaran dirinya sendiri. Yang paling pokok ialah bahwa penulisan itu terjadi di kalangan jemaat. Mungkin tidak ditugaskan secara resmi (dengan semacam SK misalnya), tetapi ada desakan, ada dorongan dan terutama ada kebutuhan dari jemaat sendiri supaya iman yang mereka hayati bersama dapat diungkapkan dengan jelas dan tegas. Maka akhirnya yang menugaskan untuk menulis Kitab Suci tidak lain adalah Tuhan sendiri, dan lebih khusus lagi Roh Kudus yang hidup dalam jemaat.
22. Dimanakah Kitab Suci untuk pertama kalinya dituliskan?
Ini adalah pertanyaan yang sulit dijawab. Pertama-tama ada periode yang begitu berbeda sehingga jaraknya hampir 1500 tahun. Kedua, ada tulisan yang berasal dari situasi yang berbeda-beda, bahkan dari kalangan jemaat yang berbeda-beda. Bagian terbesar dari Kitab Suci tentu ditulis di tanah suci, yakni Palestina. Tetapi ada juga bagian yang ditulis di luar Palestina, misalnya waktu pembuangan. Atau ada juga yang ditulis di Mesir. Pendek kata ditulis di mana orang Israel berada. Dan tentu saja jemaat purba, yang tersebar di seluruh dunia, juga menulis Kitab Suci (PB) di seluruh dunia, maksudnya di dunia zaman itu, yakni sekitar Laut Tengah.
23. Mengapa ada kesan bahwa peredaksian Kitab Suci tidak runtut?
Banyak hal peredaksian Kitab Suci memang tidak runtut, karena tidak pernah ada peredaksian final, maksudnya peredaksian mengenai Kitab Suci seluruhnya. Yang ditulis dan diterbitkan adalah selalu bagian-bagian. Yang sedikit demi sedikit juga dikumpulkan menjadi satu kelompok, namun tidak pernah dikelompokkan menjadi satu buku. Baru kemudian, dalam tradisi Gereja, tulisan-tulisan suci itu dikelompokkan menjadi satu buku. Dan hal itu terjadi terutama ketika tulisan-tulisan asli, dalam bahasa Ibrani, Aram dan Yunani, diterjemahkan dalam satu buku bahasa Latin, yakni Vulgata. Dengan terbitnya Vulgata (dan sebetulnya sudah dalam terjemahan-terjemahan yang mendahuluinya) tulisan-tulisan Kitab Suci yang belum pernah dijadikan satu buku, sekarang dibuat menjadi satu buku. Namun karena Vulgata merupakan terjemahan saja, maka peredaksian buku-buku bagian tinggal sebagaimana ada dan tidak dirubah lagi. Oleh karena itu maka ada kesan bahwa tidak runtut. Padahal kalau dilihat bagian per bagian cukup runtut.
Dalam Yoh 14,31 Yesus menyuruh para Rasul pergi ke Getsemane, tetapi Ia meneruskan percakapan-Nya dalam bab 15-17 dan baru dalam 18,1 mereka sungguh berangkat. Dalam Kisah Penciptaan (Kej 1 dan 2) penciptaan manusia diceriterakan dua kali dan cukup berbeda-beda (misalnya dalam yang pertama, wanita tidak disebut secara khusus). Begitu ada banyak bagian dan ayat yang memberikan kesan "tidak runtut." Tetapi kalau bagian-bagian itu dibaca sendiri-sendiri, tidak ada soal.
24. Kadang dijumpai ayat yang bertentangan, bagaimana dijelaskan?
Tergantung apa yang dimaksudkan dengan "bertentangan." Sebagai contoh: Mrk 10,46-52 berbicara mengenai Yesus yang menyembuhkan seorang buta yang bernama Bartimeus. Dan dengan tegas Markus mengatakan: "ketika Yesus keluar dari Yerikho, ada seorang pengemis buta bernama Bartimeus." Tetapi Mat 20,29 mengatakan bahwa "ketika Yesus keluar dari Yerikho, ada dua orang buta." Luk 18,35 mengatakan bahwa hanya ada satu orang saja. Tetapi Yesus bertemu dengan orang itu "waktu Ia hampir tiba di Yerikho." Jadi Markus dan Matius mengatakan bahwa Yesus bertemu dengan orang buta ketika keluar dari Yerikho, sedangkan Lukas ketika Yesus masuk Yerikho. Markus dan Lukas mengatakan bahwa itu hanya satu orang saja, sedang Matius mengatakan bahwa ada dua. Apakah di sini dapat dikatakan bahwa teks-teks Kitab Suci itu "bertentangan"? Kiranya tidak. Sebab tentu saja soalnya bukan "sebelum" atau "sesudah" masuk Yerikho, atau apakah hanya satu saja atau dua orang, melainkan bahwa Yesus menyembuhkan orang itu, dan terutama bagaimana Yesus memanggil dan berbicara dengan orang itu, dan bagaimana dengan seluruh peristiwa, orang itu dibawa sampai kepada iman dan penyembuhan.
Satu contoh lain lagi, ialah mengenai pengakuan Petrus. Menurut Mrk 8,29 Petrus mengatakan kepadaYesus: "Engkau adalah Mesias." Dalam Luk 9,20 dikatakan: "Mesias dari Allah." Dan rumusan dari Mat 16,16 ialah "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup." Kalau orang mau tahu apa yang persis dikatakan Petrus, memang dia akan bingung. Tapi jangan mengatakan bahwa teks Kitab Suci "bertentangan." Di sini dipakai tiga macam rumusan untuk pengakuan Petrus, yang pada dasarnya semua sama. Apakah Petrus mengatakan "Engkau adalah Mesias," atau "Mesias dari Allah," itu adalah sama. Sebab Mesias justru berarti orang yang datang dari Allah sebagai utusan dan wakil Allah. Oleh sebab itu Matius menambahkan "Anak Allah yang hidup." Sebab yang paling pokok dari Mesias ialah bahwa dia berasal dari Allah.
Maka kendatipun rumusannya tidak secara harafiah sama, toh harus dikatakan bahwa pada dasarnya semua teks itu sama. Dan begitu dengan banyak teks Kitab Suci yang lain. Asal kita berpegang pada kenyataan bahwa semua teks itu mau mengungkapkan iman Israel dan iman Gereja, maka perumusan-perumusan yang agak berbeda tidak terlalu mengganggu. Dan seandainya ada teks yang nampaknya sungguh mengganggu, hendaknya minta keterangan kepada seorang yang mungkin sedikit lebih banyak berpengetahuan, atau yang sudah lebih banyak pengalaman.
25. Sejak kapan gulungan itu dipakai untuk menulis Kitab Suci?
Sejak semula. Sebab mula-mula teks Kitab Suci ditulis pada papyrus yang sudah sejak th.3500 sebelum Masehi dibuat di Mesir (dari semacam rumput yang dianyam seperti bagor yang halus). Sejak th. 200 sebelum Masehi juga dipakai kertas-kulit (parchment). Maka sejak itu juga ada tulisan Kitab Suci atas kertas-kulit; tetapi sedikit sekali, karena kertas-kulit itu mahal. Sejak th. 1200 dipakai kertas, yang semula berasal dari Cina (sudah pada th. 105 orang Cina membuat kertas, yang sekitar th. 800 dieksport ke negeri Arab dan akhirnya sampai ke Barat). Mulai th. 200, khususnya di kalangan kristiani, timbul kebiasaan untuk menjilid secara sederhana beberapa lembar yang tidak digulung lagi. Sekitar th. 400 jilidan itu menjadi buku besar. Pada th. 1455 Kitab Suci untuk pertama kali dicetak.
Sejak dahulu dipakai gulungan untuk menyimpan tulisan. Khususnya tulisan atas perkamen, yakni kulit yang tipis yang biasanya digulung, lalu diikat dan disimpan. Cara itu dipakai baik untuk surat-surat maupun untuk tulisan-tulisan yang lebih panjang, yang sekarang kita sebut buku. Baru sejak th. 1825 dipakai amplop untuk surat, mulai di Inggris. Dan baru sejak abad kelima dikenal buku seperti yang kita punyai sekarang, yakni buku jilidan.
26. Siapakah yang menyimpan gulungan Kitab Suci itu?
Oleh karena berwujud kertas, baik dalam rupa perkamen maupun yang bersifat papirus (semacam bagor halus) yang amat mahal harganya, maka tidak ada banyak tulisan-tulisan semacam itu yang disimpan. Khususnya Kitab Suci biasanya disimpan dalam sinagoga-sinagoga dan tentu saja juga dalam kenisah di Yerusalem. Oleh jemaat purba tulisan-tulisan para Rasul disimpan dalam rumah-rumah mereka dan disalin di kemudian hari. Ketika sekelompok imam dari Yerusalem harus melarikan diri ke Qumran, mereka membawa gulungan-gulungan Kitab Suci juga. Dan ketika rumah mereka dihancurkan, mereka menyimpan gulungan-gulungan itu dalam gua-gua di pegunungan. Dari situ kelihatan betapa mereka menghargai dan menghormati gulungan-gulungan kitab itu.
27. Siapakah yang membuat catatan kaki?
Catatan kaki baru dibuat pada zaman modern. Baru abad ini. Catatan kaki itu dibuat oleh ahli-ahli Kitab Suci yang oleh pimpinan Gereja ditunjuk untuk itu. Catatan kaki itu tidak termasuk Kitab Suci, melainkan dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman Kitab Suci.
28. Apakah bahasa asli Kitab Suci?
Ada tiga bahasa asli Kitab Suci, yakni bahasa Ibrani, bahasa Aram, dan bahasa Yunani. PL ditulis dalam ketiga bahasa tersebut, dan tergantung dari waktu bagian tertentu ditulis dalam bahasa apa. Bagian-bagian yang paling kuno dari PL ditulis dalam bahasa Ibrani, yang merupakan bahasa sehari-hari dari bangsa Israel pada zaman itu. Lalu, berabad-abad kemudian, dipakai bahasa Aram. Perbedaan antara bahasa Ibrani dan bahasa Aram dapat digambarkan sebagai perbedaan antara bahasa Melayu Kuno dan Indonesia sekarang.
Jadi sama-sama bahasa orang Israel, namun yang satu dari zaman dahulu (kuno) yang lain dari zaman kemudian (modern), khususnya zaman Yesus dan para Rasul. Jadi secara sederhana dapat dikatakan bahwa bahasa Ibrani adalah "Aram kuno," dan bahasa Aram adalah "Ibrani modern." Tetapi dalam periode yang lebih kemudian lagi, sudah menjelang zaman Yesus, orang menulis tidak hanya dalam bahasa Aram tetapi juga dalam bahasa Yunani. Maka dalam PL bagian terbesar ditulis dalam bahasa Ibrani, sedangkan sebagian kecil dalam bahasa Aram dan juga bahasa Yunani. Dan PB seluruhnya ditulis dalam bahasa Yunani.
30. Apa arti kata kanon?
Kanon sebetulnya berarti tongkat. Tetapi kemudian tongkat itu juga dipakai sebagai ukuran (serupa dengan tongkat yang dipakai untuk mengukur kain). Dari situ kata kanon mendapat arti ukuran atau patokan. Dan berhubungan dengan Kitab Suci, kanon berarti ukuran untuk tulisan-tulisan yang sungguh-sungguh termasuk Kitab Suci. Dalam praktek, kanon berarti daftar buku-buku yang diakui sebagai bagian dari Kitab Suci. Sebab di samping tulisan Kitab Suci, adajuga tulisan-tulisan lain yang serupa, namun yang tidak sungguh-sungguh merupakan tanggapan iman Gereja atas Sabda Allah. Tulisan-tulisan seperti itu tidak diakui, sehingga tidak termasuk kanon.
Yang menugaskan untuk menulis Kitab Suci berbeda-beda. Ada orang yang ditugaskan oleh jemaat atau oleh pimpinan jemaat untuk menulis sesuatu. Ada pula yang menulis atas kesadaran dirinya sendiri. Yang paling pokok ialah bahwa penulisan itu terjadi di kalangan jemaat. Mungkin tidak ditugaskan secara resmi (dengan semacam SK misalnya), tetapi ada desakan, ada dorongan dan terutama ada kebutuhan dari jemaat sendiri supaya iman yang mereka hayati bersama dapat diungkapkan dengan jelas dan tegas. Maka akhirnya yang menugaskan untuk menulis Kitab Suci tidak lain adalah Tuhan sendiri, dan lebih khusus lagi Roh Kudus yang hidup dalam jemaat.
22. Dimanakah Kitab Suci untuk pertama kalinya dituliskan?
Ini adalah pertanyaan yang sulit dijawab. Pertama-tama ada periode yang begitu berbeda sehingga jaraknya hampir 1500 tahun. Kedua, ada tulisan yang berasal dari situasi yang berbeda-beda, bahkan dari kalangan jemaat yang berbeda-beda. Bagian terbesar dari Kitab Suci tentu ditulis di tanah suci, yakni Palestina. Tetapi ada juga bagian yang ditulis di luar Palestina, misalnya waktu pembuangan. Atau ada juga yang ditulis di Mesir. Pendek kata ditulis di mana orang Israel berada. Dan tentu saja jemaat purba, yang tersebar di seluruh dunia, juga menulis Kitab Suci (PB) di seluruh dunia, maksudnya di dunia zaman itu, yakni sekitar Laut Tengah.
23. Mengapa ada kesan bahwa peredaksian Kitab Suci tidak runtut?
Banyak hal peredaksian Kitab Suci memang tidak runtut, karena tidak pernah ada peredaksian final, maksudnya peredaksian mengenai Kitab Suci seluruhnya. Yang ditulis dan diterbitkan adalah selalu bagian-bagian. Yang sedikit demi sedikit juga dikumpulkan menjadi satu kelompok, namun tidak pernah dikelompokkan menjadi satu buku. Baru kemudian, dalam tradisi Gereja, tulisan-tulisan suci itu dikelompokkan menjadi satu buku. Dan hal itu terjadi terutama ketika tulisan-tulisan asli, dalam bahasa Ibrani, Aram dan Yunani, diterjemahkan dalam satu buku bahasa Latin, yakni Vulgata. Dengan terbitnya Vulgata (dan sebetulnya sudah dalam terjemahan-terjemahan yang mendahuluinya) tulisan-tulisan Kitab Suci yang belum pernah dijadikan satu buku, sekarang dibuat menjadi satu buku. Namun karena Vulgata merupakan terjemahan saja, maka peredaksian buku-buku bagian tinggal sebagaimana ada dan tidak dirubah lagi. Oleh karena itu maka ada kesan bahwa tidak runtut. Padahal kalau dilihat bagian per bagian cukup runtut.
Dalam Yoh 14,31 Yesus menyuruh para Rasul pergi ke Getsemane, tetapi Ia meneruskan percakapan-Nya dalam bab 15-17 dan baru dalam 18,1 mereka sungguh berangkat. Dalam Kisah Penciptaan (Kej 1 dan 2) penciptaan manusia diceriterakan dua kali dan cukup berbeda-beda (misalnya dalam yang pertama, wanita tidak disebut secara khusus). Begitu ada banyak bagian dan ayat yang memberikan kesan "tidak runtut." Tetapi kalau bagian-bagian itu dibaca sendiri-sendiri, tidak ada soal.
24. Kadang dijumpai ayat yang bertentangan, bagaimana dijelaskan?
Tergantung apa yang dimaksudkan dengan "bertentangan." Sebagai contoh: Mrk 10,46-52 berbicara mengenai Yesus yang menyembuhkan seorang buta yang bernama Bartimeus. Dan dengan tegas Markus mengatakan: "ketika Yesus keluar dari Yerikho, ada seorang pengemis buta bernama Bartimeus." Tetapi Mat 20,29 mengatakan bahwa "ketika Yesus keluar dari Yerikho, ada dua orang buta." Luk 18,35 mengatakan bahwa hanya ada satu orang saja. Tetapi Yesus bertemu dengan orang itu "waktu Ia hampir tiba di Yerikho." Jadi Markus dan Matius mengatakan bahwa Yesus bertemu dengan orang buta ketika keluar dari Yerikho, sedangkan Lukas ketika Yesus masuk Yerikho. Markus dan Lukas mengatakan bahwa itu hanya satu orang saja, sedang Matius mengatakan bahwa ada dua. Apakah di sini dapat dikatakan bahwa teks-teks Kitab Suci itu "bertentangan"? Kiranya tidak. Sebab tentu saja soalnya bukan "sebelum" atau "sesudah" masuk Yerikho, atau apakah hanya satu saja atau dua orang, melainkan bahwa Yesus menyembuhkan orang itu, dan terutama bagaimana Yesus memanggil dan berbicara dengan orang itu, dan bagaimana dengan seluruh peristiwa, orang itu dibawa sampai kepada iman dan penyembuhan.
Satu contoh lain lagi, ialah mengenai pengakuan Petrus. Menurut Mrk 8,29 Petrus mengatakan kepadaYesus: "Engkau adalah Mesias." Dalam Luk 9,20 dikatakan: "Mesias dari Allah." Dan rumusan dari Mat 16,16 ialah "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup." Kalau orang mau tahu apa yang persis dikatakan Petrus, memang dia akan bingung. Tapi jangan mengatakan bahwa teks Kitab Suci "bertentangan." Di sini dipakai tiga macam rumusan untuk pengakuan Petrus, yang pada dasarnya semua sama. Apakah Petrus mengatakan "Engkau adalah Mesias," atau "Mesias dari Allah," itu adalah sama. Sebab Mesias justru berarti orang yang datang dari Allah sebagai utusan dan wakil Allah. Oleh sebab itu Matius menambahkan "Anak Allah yang hidup." Sebab yang paling pokok dari Mesias ialah bahwa dia berasal dari Allah.
Maka kendatipun rumusannya tidak secara harafiah sama, toh harus dikatakan bahwa pada dasarnya semua teks itu sama. Dan begitu dengan banyak teks Kitab Suci yang lain. Asal kita berpegang pada kenyataan bahwa semua teks itu mau mengungkapkan iman Israel dan iman Gereja, maka perumusan-perumusan yang agak berbeda tidak terlalu mengganggu. Dan seandainya ada teks yang nampaknya sungguh mengganggu, hendaknya minta keterangan kepada seorang yang mungkin sedikit lebih banyak berpengetahuan, atau yang sudah lebih banyak pengalaman.
25. Sejak kapan gulungan itu dipakai untuk menulis Kitab Suci?
Sejak semula. Sebab mula-mula teks Kitab Suci ditulis pada papyrus yang sudah sejak th.3500 sebelum Masehi dibuat di Mesir (dari semacam rumput yang dianyam seperti bagor yang halus). Sejak th. 200 sebelum Masehi juga dipakai kertas-kulit (parchment). Maka sejak itu juga ada tulisan Kitab Suci atas kertas-kulit; tetapi sedikit sekali, karena kertas-kulit itu mahal. Sejak th. 1200 dipakai kertas, yang semula berasal dari Cina (sudah pada th. 105 orang Cina membuat kertas, yang sekitar th. 800 dieksport ke negeri Arab dan akhirnya sampai ke Barat). Mulai th. 200, khususnya di kalangan kristiani, timbul kebiasaan untuk menjilid secara sederhana beberapa lembar yang tidak digulung lagi. Sekitar th. 400 jilidan itu menjadi buku besar. Pada th. 1455 Kitab Suci untuk pertama kali dicetak.
Sejak dahulu dipakai gulungan untuk menyimpan tulisan. Khususnya tulisan atas perkamen, yakni kulit yang tipis yang biasanya digulung, lalu diikat dan disimpan. Cara itu dipakai baik untuk surat-surat maupun untuk tulisan-tulisan yang lebih panjang, yang sekarang kita sebut buku. Baru sejak th. 1825 dipakai amplop untuk surat, mulai di Inggris. Dan baru sejak abad kelima dikenal buku seperti yang kita punyai sekarang, yakni buku jilidan.
26. Siapakah yang menyimpan gulungan Kitab Suci itu?
Oleh karena berwujud kertas, baik dalam rupa perkamen maupun yang bersifat papirus (semacam bagor halus) yang amat mahal harganya, maka tidak ada banyak tulisan-tulisan semacam itu yang disimpan. Khususnya Kitab Suci biasanya disimpan dalam sinagoga-sinagoga dan tentu saja juga dalam kenisah di Yerusalem. Oleh jemaat purba tulisan-tulisan para Rasul disimpan dalam rumah-rumah mereka dan disalin di kemudian hari. Ketika sekelompok imam dari Yerusalem harus melarikan diri ke Qumran, mereka membawa gulungan-gulungan Kitab Suci juga. Dan ketika rumah mereka dihancurkan, mereka menyimpan gulungan-gulungan itu dalam gua-gua di pegunungan. Dari situ kelihatan betapa mereka menghargai dan menghormati gulungan-gulungan kitab itu.
27. Siapakah yang membuat catatan kaki?
Catatan kaki baru dibuat pada zaman modern. Baru abad ini. Catatan kaki itu dibuat oleh ahli-ahli Kitab Suci yang oleh pimpinan Gereja ditunjuk untuk itu. Catatan kaki itu tidak termasuk Kitab Suci, melainkan dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman Kitab Suci.
28. Apakah bahasa asli Kitab Suci?
Ada tiga bahasa asli Kitab Suci, yakni bahasa Ibrani, bahasa Aram, dan bahasa Yunani. PL ditulis dalam ketiga bahasa tersebut, dan tergantung dari waktu bagian tertentu ditulis dalam bahasa apa. Bagian-bagian yang paling kuno dari PL ditulis dalam bahasa Ibrani, yang merupakan bahasa sehari-hari dari bangsa Israel pada zaman itu. Lalu, berabad-abad kemudian, dipakai bahasa Aram. Perbedaan antara bahasa Ibrani dan bahasa Aram dapat digambarkan sebagai perbedaan antara bahasa Melayu Kuno dan Indonesia sekarang.
Jadi sama-sama bahasa orang Israel, namun yang satu dari zaman dahulu (kuno) yang lain dari zaman kemudian (modern), khususnya zaman Yesus dan para Rasul. Jadi secara sederhana dapat dikatakan bahwa bahasa Ibrani adalah "Aram kuno," dan bahasa Aram adalah "Ibrani modern." Tetapi dalam periode yang lebih kemudian lagi, sudah menjelang zaman Yesus, orang menulis tidak hanya dalam bahasa Aram tetapi juga dalam bahasa Yunani. Maka dalam PL bagian terbesar ditulis dalam bahasa Ibrani, sedangkan sebagian kecil dalam bahasa Aram dan juga bahasa Yunani. Dan PB seluruhnya ditulis dalam bahasa Yunani.
30. Apa arti kata kanon?
Kanon sebetulnya berarti tongkat. Tetapi kemudian tongkat itu juga dipakai sebagai ukuran (serupa dengan tongkat yang dipakai untuk mengukur kain). Dari situ kata kanon mendapat arti ukuran atau patokan. Dan berhubungan dengan Kitab Suci, kanon berarti ukuran untuk tulisan-tulisan yang sungguh-sungguh termasuk Kitab Suci. Dalam praktek, kanon berarti daftar buku-buku yang diakui sebagai bagian dari Kitab Suci. Sebab di samping tulisan Kitab Suci, adajuga tulisan-tulisan lain yang serupa, namun yang tidak sungguh-sungguh merupakan tanggapan iman Gereja atas Sabda Allah. Tulisan-tulisan seperti itu tidak diakui, sehingga tidak termasuk kanon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar