Santo Hieronimus berkata, "Tak Kenal Kitab Suci, Tak Kenal Kristus"

Senin, 02 Agustus 2010

PERSOALAN SEPUTAR KITAB SUCI (2)

11. Mengapa berabad-abad Gereja melarang umatnya membaca Kitab Suci?
Tidak benar bahwa Gereja melarang umatnya membaca Kitab Suci. Bila dahulu Gereja melarang menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa-bahasa lain, karena Gereja takut salah. Berabad-abad lamanya Gereja berpegang pada terjemahan Santo Hieronymus, yakni Vulgata (yang sementara itu sudah diperbaiki juga). Jadi setiap orang boleh membaca Kitab Suci, tetapi hanya dalam teks asli atau dalam terjemahan latinnya. Ini tidak dibuat Gereja untuk mencegah orang membaca Kitab Suci, tetapi untuk menghindari bahwa ada macam-macam terjemahan dan dengan demikian juga macam-macam penafsiran. Gereja takut bahwa Kitab Suci disalahtafsirkan. Memang harus diakui bahwa dalam hal ini Gereja terlalu lama berpegang pada satu terjemahan saja, ialah terjemahan latin dalam Vulgata. Tetapi maksudnya tidak untuk mencegah umat membaca Kitab Suci, melainkan untuk melindungi Kitab Suci dari terjemahan salah.

12. Sejak kapan umat katolik diperbolehkan membaca Kitab Suci lagi?
Seperti telah dikatakan di atas umat katolik tidak pernah dilarang membaca Kitab Suci. Tetapi baru abad ini, atau akhir abad yang lalu, Gereja katolik secara resmi mengakui terjemahan-terjemahan dalam bahasa lain, maksudnya bukan bahasa asli dan juga bukan bahasa latin. Baru sekitar th. 1900 ada terjemahan-terjemahan resmi lain yang diakui oleh Gereja. Tentu saja sudah lama ada terjemahan, tetapi itu tidak resmi. Seringkali terjemahan itu sudah beredar di keuskupan-keuskupan, tetapi yang betul-betul diakui Gereja,ya baru abad ini.

13. Mengapa Kitab Suci Katolik disebut Umum?
Yang disebut umum bukan Kitab Sucinya tetapi Gereja katoliknya. Kata "katolik" sendiri berarti umum, maksudnya tersebar ke seluruh dunia. Yang mau dikatakan dengan demikian bahwa sebetulnya agama kristiani tidak terbatas pada satu bangsa saja (seperti agama yahudi). Kristus adalah penebus seluruh dunia. Maka Injil berlaku untuk seluruh dunia. Dalam arti itu Injil dan Kitab Suci adalah "umum."

14. Apakah hanya Kitab Suci yang menjadi sumber iman kita?
Tentu tidak. Sebab Kitab Suci tidak lain daripada pengungkapan iman Gereja perdana. Kitab Suci selalu berasal dari tradisi dan harus dibaca dalam tradisi. Maka dari itu sumber yang paling pertama adalah Gereja dan Roh Kudus di dalam Gereja. Roh Kudus yang menerangi hati kita dan mengarahkan hati kita kepada Sabda Allah dan Gereja yang menyampaikan Sabda Allah. Tetapi di dalam kehidupan Gereja dan di dalam tradisi Gereja, Kitab Suci memainkan peranan yang tidak hanya amat penting, tetapi boleh dikatakan sentral. Sebab juga untuk Gereja zaman sekarang, Gereja perdana yang menghasilkan PB, tetap merupakan pedoman dan patokan. Oleh sebab itu memang Kitab Suci bukan satu-satunya sumber iman, tetapi merupakan unsure yang paling penting dalam proses perkembangan iman kita. Kitab Suci dalam Gereja, itulah sumber iman kita.

15. Apakah Kitab Suci ditulis untuk orang zaman sekarang?
Kitab Suci ditulis untuk orang segala zaman, dengan orang zaman sekarang tidak dikecualikan. Dahulu untuk orang dahulu, sekarang untuk orang sekarang. Dan itulah sebabnya bahwa Gereja senantiasa berusaha sekuat tenaga untuk menerjemahkan Kitab Suci dalam bahasa orang zaman sekarang. Dan juga untuk membantu orang zaman sekarang, agar dengan lebih mudah dan lebih lengkap dapat membaca Kitab Suci. Untuk itu tidak hanya ditulis macam-macam buku dan keterangan-keterangan, tetapi juga diberi kursus, diadakan sekolah-sekolah dlsb. Semua demi umat, agar supaya lebih baik, lebih mudah dan lebih lengkap dapat membaca, merenungkan dan memahami Kitab Suci.

16. Apakah pengalaman iman umat zaman kini dapat dijadikan Kitab Suci? Mengapa?
Kitab Suci adalah pengungkapan iman dan pengalaman iman dari umat Israel dan umat perdana. Maka pengalaman iman umat zaman kini tidak dapat menjadi Kitab Suci. Kekhasan Kitab Suci ialah bahwa Kitab Suci memuat Sabda Allah yang ditujukan kepada bangsa Israel dan umat perdana. Bukan Sabda Allah yang di sampaikan kepada umat berikutnya. Umat berikutnya justru berpedoman pada iman Israel dan umat perdana. Oleh karena itu harus dikatakan bahwa Kitab Suci adalah unik, khusus, terikat pada suatu peristiwa dalam sejarah yang unik dan khusus, tidak dapat diulangi lagi. Bahkan kita percaya bahwa dengan pertolongan Roh Kudus yang khusus, di situ pengalaman iman dituliskan sedemikian rupa, sehingga benar-benar menjadi dasar pegangan dan pedoman untuk iman kita. Maka tak mungkin ada Kitab Suci yang baru. Yang mungkin adalah pengalaman iman yang baru, tetapi yang selalu berpedoman pada pengalaman iman Israel dan umat perdana.

17. Apakah yang disebut aliran fundamentalis?
Aliran fundamentalis adalah sebuah aliran yang muncul di kalangan orang protestan di Amerika pada awal abad ini. Pada awal abad ini di kalangan mereka ada banyak diskusi mengenai tafsiran Kitab Suci, khususnya mengenai ajaran Kitab Wahyu tentang hari kiamat. Di situ, khususnya dalam Wahyu 20, 2, dikatakan bahwa setan diikat untuk 1000 tahun. Sesudah 1000 tahun ia akan dilepaskan. Dan kalau setan itu dilepaskan maka mulailah akhir zaman atau kiamat. Maka timbullah macam-macam interpretasi kapan terjadi kiamat. Ada yang membela 1000 tahun itu, tetapi tidak tahu harus menghitungnya bagaimana; dan ada orang lain yang menginterpretasikan semua itu secara simbolis. Lama kelamaan hal ini menjadi soal prinsip, apakah Kitab Suci harus dimengerti secara harafiah, jadi 1000 tahun berarti 1000 tahun persis dan tidak satu menit pun lebih, atau secara simbolis sesuai dengan maksud pengarang. Mereka yang kemudian disebut "fundamentalis" itu mempertahankan prinsip pemahaman harafiah. Jadi kalau Kitab Suci mengatakan bahwa ada 1000 tahun, maka itu berarti 1000 tahun. Dan oleh karena itu mereka mempertahankanjuga segala hal lain dalam Kitab Suci secara harafiah. Lebih khusus lagi mereka mempertahankan apa yang oleh Gereja Katolik juga dipertahankan, yakni bahwa Yesus lahir dari Santa Perawan, bahwa Yesus membuat mukjizat, dan bahwa Yesus wafat dan bangkit dan akan datang pada akhir zaman. Masalahnya bukan yang pokok-pokok itu, masalahnya ialah bahwa mereka juga terhadap macam-macam hal yang sangat sepele atau pinggiran, mempertahankan arti yang harfiah. Dan tidak mencoba memahami apa yang sebetulnya dimaksudkan oleh pengarang.

18. Bagaimana proses penulisan Kitab Suci?
Proses penulisan Kitab Suci tidak sama untuk semua bagian. Misalnya bagian-bagian sejarah bangsa Israel hampir semuanya ditulis, lalu ditulis kembali, dan lagi ditulis kembali, sering sampai 4-5 kali. Jadi tulisan pertama kemudian tidak hanya ditambah tetapi juga diolah. Dari situ kelihatan bahwa yang pokok memang bukan tulisan, melainkan penghayatan dan pengungkapan iman sebagaimana hidup dalam jemaat. Sama halnya dengan sebagian besar dari para nabi. Di situ ada bagian-bagian yang oleh angkatan berikut ditambahkan pada tulisan pertama dari sang nabi sendiri. Khususnya Kitab Mazmur merupakan kumpulan tulisan dari aneka zaman. Dalam PB kita menemukan situasi dan gejala yang serupa. Injil-injil merupakan pengolahan dari aneka macam bahan, sebagaimana jelas dikatakan oleh Lukas (1,1-4). Bahan itu tidak hanya dikutip, tetapi diolah dan dirumuskan kembali. Surat-surat Paulus ditulis oleh Paulus sendiri. Tetapi barangkali kemudian di "edit" oleh murid-muridnya. Dengan lain kata kelihatan sekali dari cara penulisan itu bahwa Kitab Suci oleh Gereja (dan umat Israel) tidak pernah dipandang sebagai huruf mati, atau kitab yang sudah jadi. Maksudnya ialah mengungkapkan iman yang hidup dalam jemaat. Dan kalau tulisan lama dianggap kurang lengkap, maka dilengkapi dan diolah kembali. Namun dengan angkatan para Rasul, Kitab Suci dianggap selesai. Tidak diolah lagi. Memang masih banyak hal yang ditanggapi, bahkan ditanggapi secara resmi oleh Gereja. Tetapi tidak pernah ditulis kembali menjadi Kitab Suci.

19. Apakah setiap penulis Kitab Suci mempunyai sekretaris yang menuliskan apa yang dikatakan?
Mengenai hal ini kurang ada informasi. Tetapi kiranya ada pengarang yang menulis sendiri, baik dalam PL maupun dalam PB. Misalnya Lukas mengarang sendiri. Tetapi ada juga yang memakai sekretaris, seperti misalnya Paulus. Begitu juga dalam PL rupa-rupanya sudah dipakai sekretaris. Tetapi hal itu tidak begitu diketahui, dan perlu diingat juga bahwa seringkali tulisan-tulisan awal diolah kembali oleh murid. Dan biasanya sulit membedakan antara murid dan sekretaris.

20. Apakah ada dewan redaksi penulis Kitab Suci?
Tidak ada dewan redaksi penulis Kitab Suci. Sebab bagian-bagian dari Kitab Suci ditulis pada waktu yang berbeda sekali. Bagian yang tertua, dari PL, ditulis kira-kira 1200 tahun sebelum M. Dan bagian terakhir dari PB (2Ptr) ditulis kira-kira tahun 250. Jadi jarak antara awal dan akhir ada hampir 1500 tahun. Maka mustahil ada dewan redaksi penulis Kitab Suci.

Baca juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar