Santo Hieronimus berkata, "Tak Kenal Kitab Suci, Tak Kenal Kristus"

Senin, 02 Agustus 2010

PERSOALAN SEPUTAR KITAB SUCI (1)

01. Apakah arti kata Kitab Suci dan Alkitab?
Kitab Suci dan Alkitab sama artinya. Alkitab adalah rumusan Arab sebagaimana kelihatan dari kata "Al." Dan "Al" maksudnya "sang." Jadi Alkitab adalah buku yang paling luhur dan paling unggul yakni "buku suci" atau "Kitab Suci." Yang dimaksudkan ialah seluruh buku iman kristiani, baik yang disebut Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

02. Berapa jumlah Kitab Suci ditulis?
Hanya ada satu Kitab Suci tertulis dan tidak lebih. Tetapi Kitab Suci Kristiani yang satu itu terdiri dari dua bagian yakni Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB). Bahkan masing-masing bagian itu masih terdiri dari banyak tulisan khusus, sebagaimana akan diterangkan di bawah ini. Namun harus dikatakan bahwa semua itu bersama-sama merupakan satu Kitab Suci saja. Satu Kitab Suci tersebut terdiri dari 72 tulisan/buku.

03. Bagaimana sejarah terjadinya Kitab Suci?
Sejarah terjadinya Kitab Suci kristiani, cukup panjang. Sebab, itu berarti terjadinya sejarah PL, sejarah pengungkapan iman bangsa Israel, dan sejarah PB, pengungkapan iman Gereja perdana. Baik PL maupun PB terdiri dari aneka tulisan. Maka baik PL maupun PB mempunyai aneka sejarah. Setiap buku atau karangan mempunyai sejarahnya sendiri. Tetapi ciri umum sejarahnya yang terdapat dalam hampir semua tulisan itu, ialah bahwa apa yang hidup di dalam jemaat dan yang dikenal dari komunikasi iman mereka, oleh seorang pengarang tertentu kemudian dirumuskan dan dibukukan. Maka secara umum, yang berlaku tentang sejarah semua tulisan Kitab Suci ialah "dari penghayatan iman kepada pengungkapan iman," dan kemudian "sampai kepada perumusan dan penulisan iman" itu.

4. Manakah Kitab Suci yang paling absah/benar?
Kitab Suci yang paling absah adalah Kitab Suci yang bersumber pada iman Israel dan iman Gereja perdana. Maka akhirnya bersumber pada Sabda Allah sendiri. Tetapi dalam Kitab Suci, iman Israel dan iman Gereja perdana telah dibukukan. Tentu saja naskah yang paling pertama sudah lama hancur. Tetapi ada sedemikian banyak salinan dari yang asli itu, sehingga sampai sekarang teks dari Kitab Suci, baik PL maupun PB tetap tersedia bagi kita. Bahkan bagi mereka pun yang tidak mahir bahasa Ibrani, Aram, dan Yunani, yakni bahasa-bahasa asli Kitab Suci, Kitab Suci tetap tersedia dalam bentuk terjemahan. Agar terjemahan itu sungguh sesuai dengan teks asli, maka Gereja, khususnya pimpinan Gereja, selalu mengawasi supaya terjemahan itu semakin sempurna dan semakin mengungkapkan apa yang dikatakan dalam Kitab Suci dalam bahasa kita sekarang.

05. Kitab Suci adalah pengalaman manusia yang bergumul di hadapan Allah dan mencari hidupnya di hadapan Allah. Bagaimana penjelasannya?
Kitab Suci tidak hanya merupakan pengalaman manusia yang bergumul di hadapan Allah dan mencari hidupnya di hadapan Allah. Kitab Suci adalah pertama-tama pengungkapan iman akan Sabda Allah yang disampaikan kepada manusia. Tetapi agar manusia dapat menanggapi Sabda Allah sebagaimana mestinya, dan terutama agar manusia dapat hidup sesuai dengan Sabda Allah dan imannya akan Sabda Allah itu, maka manusia perlu bergumul dan bergulat dengan kuat. Ia mencari hidupnya di hadapan Allah, dalam arti bahwa ia mencari arah hidupnya yang sejati dan mencari kekuatan dari Allah untuk menemukan dan mengikuti arah hidup itu sebagaimana mestinya.
Maka secara singkat dapat dikatakan bahwa Kitab Suci pertama-tama merupakan contoh bagaimana orang menanggapi dan menghayati Sabda Allah dalam pergumulan hidup dan dalam usaha mencari arah hidup. Tetapi Kitab Suci juga merupakan kesaksian mengenai kebaikan Allah yang mau mengarahkan manusia dalam pergumulannya dan mau memberikan kekuatan kepadanya dalam usaha untuk mengembangkan hidup sebagaimana mestinya.

06. Mengapa tulisan Kitab Suci diakui sebagai Sabda Allah sedangkan yang lain hanya dikatakan renungan manusia?
Sebetulnya masalah itu sudah sedikit-banyak disinggung secara singkat dalam pertanyaan-pertanyaan di atas. Secara lebih lengkap dapat dikatakan bahwa Kitab Suci diakui sebagai ungkapan tepat dari iman jemaat, bukan hanya iman perorangan saja. Dan iman jemaat itu adalah jawaban atau tanggapan atas Sabda Allah. Khususnya Konsili Vatikan II mengajarkan bahwa iman adalah hubungan timbal balik antara manusia dan Allah. Atau lebih tepat lagi dikatakan bahwa "hubungan timbal balik manusia dengan Allah," kalau dilihat dari sudut manusia disebut "iman," dan kalau dilihat dari sudut Allah dapat disebut "wahyu" atau "Sabda Allah." Allah bersabda kepada manusia dan manusia mendengarkan-Nya dan menerima Sabda Allah. Itulah iman. Maka dalam iman manusia terkandung Sabda Allah. Sebab yang diimani oleh manusia adalah Sabda Allah. Oleh karena itu di dalam Kitab Suci sebagai ungkapan tidak dibedakan antara Sabda Allah dan renungan manusia, tetapi dibedakan antara Sabda Allah yang diimani oleh seluruh Gereja (atau oleh seluruh umat Israel) dan yang diungkapkan dalam tulisan Kitab Suci, dan dari lain pihak iman sebagai tanggapan terhadap Sabda Allah, yang lebih bersifat pribadi, yang merupakan renungan seseorang dan yang tidak mencerminkan iman Gereja atau iman bangsa Israel. Maka yang disebut "renungan manusia" tidak berarti bahwa itu buku jelek atau buku jahat; tetapi di dalam buku itu tidak terungkap iman Gereja atau iman seluruh umat. Ini bukan sesuatu yang "umum" melainkan khusus, pribadi. Bisa jadi bahwa yang pribadi itu salah, tetapi juga belum tentu salah.

7. Bagaimana dijelaskan bahwa Kitab Suci ditulis dalam ilham Roh Kudus?
Bahwa Kitab Suci ditulis dalam ilham Roh Kudus berarti bahwa si pengarang yang menulis Kitab Suci mendapatkan penerangan dari Roh Kudus guna menunaikan tugas penulisan itu sesuai dengan kebenaran Sabda Allah yang ditanggapi dalam iman.

8. Adakah kemungkinan bahwa salah satu kitab Apokrip Perjanjian Baru pada suatu saat diakui sebagai Kitab Suci kanonik?
Di sini saya menjawab pertanyaan dengan ganti bertanya: Bagaimana cara Gereja menerima tulisan-tulisan sebagai Kitab Suci? Adakah kuasa dan wewenang dalam Gereja yang melakukan hal itu? Apa pertimbangan- pertimbangannya? Keadaan kebanyakan gereja Protestan tidak memungkinkan adanya suatu pernyataan autoritatif yang mengakui Kitab Suci baru. Gereja katolik mempunyai autoritas yang diakui dapat bertindak seperti itu, akan tetapi prinsip pengakuan Kitab Suci Katolik tidak memungkinkannya. Pada Konsili Trente pedoman dasar untuk mengakui Kitab Suci sebagai kanonik adalah pemakaian yang lama dan universal dalam Gereja untuk pembacaan dalam liturgi umat. Karena itu, bahkan seandainya ada suatu kitab kuno ditemukan dan ditulis oleh Paulus, pun tetap tidak akan diterima sebagai Kitab suci, karena tidak terdapat dalam daftar Kanon yang diterima Gereja. Kalau kita mengerti Kitab Suci sebagai suatu kumpulan kitab-kitab yang di dalamnya Gereja menemukan sabda-sabda yang diinspirasikan, maka kitab baru yang ditemukan tetapi sebelumnya tidak pernah dipakai, tidak sesuai dengan kriteria tersebut. Artinya tidak bias menjadi Kitab suci.

09. Apakah hubungan antara Kitab Suci PL dan Kitab Suci PB?
Kitab Suci PL dan Kitab Suci PB saling berkaitan, oleh karena Gereja perdana dan Gereja selanjutnya menerima PL sebagai buku suci juga. Gereja melihat diri sebagai lanjutan dan perkembangan dari umat Allah yang terwujud dalam bangsa Israel. Dalam PL umat Allah masih sangat terbatas, dalam PB umat Allah terarah kepada seluruh dunia, kepada segala bangsa, kepada setiap orang. Ini adalah hubungan yang pertama, bahwa sejarah keselamatan yang dimulai oleh Allah dengan bangsa Israel berkembang terus dan mencapai kepenuhannya dalam Gereja segala bangsa.
Tetapi masih ada satu hubungan lain lagi, ialah bahwa bangsa Israel senantiasa mengharapkan hubungan yang semakin sempurna dengan Allah. Dan kesatuan Allah dengan manusiayang paling sempurna terlaksana dalam diri Yesus dari Nazaret yang oleh kebangkitan-Nya diterima dalam kemuliaan Allah. Kesatuan mulia Kristus dengan Allah adalah dasar dan awal kesatuan seluruh umat manusia dengan Allah. Sebab semua orang dipanggil untuk mengambil bagian dalam hidup Allah yang mulia.

10. Dimanakah letak kesucian Kitab Suci?
Kesucian Kitab Suci terletak pertama-tama pada Allah yang menyampaikan sabda-Nya kepada manusia. Allah adalah mahasuci, dan Sabda-Nya pun suci adanya. Tetapi juga mereka yang menanggapi Sabda Allah dengan iman adalah suci, karena penerangan Roh Kudus. Dan secara istimewa mereka yang merumuskan iman jemaat, diterangi dan dikuatkan oleh Roh Kudus.
Maka Kitab Suci disebut suci karena Allah yang menyampaikan Sabda-Nya dan karena Roh Kudus yang memampukan manusia untuk menanggapinya dan merumuskannya sebagaimana mestinya. Lagi Kitab Suci disebut suci karena merupakan pedoman untuk hidup suci bagi setiap orang beriman. Oleh karena itu Kitab Suci pantas dihormati sebagai perumusan iman akan Sabda Allah. Namun Kitab Suci sendiri merupakan suatu sarana dan tidak mempunyai kesucian pada dirinya sendiri. Yang suci bukan kertasnya atau hurufnya, melainkan isinya. Oleh sebab itu Kitab Suci pantas dihormati, namun jangan sampai disembah-sembah. Kitab Suci adalah sebuah buku yang dibuat oleh manusia. Lebih-lebih buku terjemahan Kitab Suci yang biasanya kita pakai, tergolong buku-buku yang memang terhormat, namun serupa dengan buku biasa. Yang dihormati terutama isinya, bukan bentuk lahiriahnya.

Baca juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar