Lukas 1:1-4: Teofilus yang mulia,
Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi diantara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi-mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mula nya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.
Mengapa kita membahas Injil Lukas? Karena Injil Lukas paling gampang. Mengapa Injil Lukas paling gampang? Nah, itulah soalnya. Lukas mengarang Injil dalam bentuk Cerita Bergambar. Dan itu ada maksudnya. Bukan pertama-tama supaya mudah dimengerti. Lukas tidak mengarang Injil untuk anak kecil (Teofilus itu barangkali malahan tokoh masyarakat yang cukup tinggi). Cerita Bergambar Lukas mempunyai maksud teologis. Dengan cara itu ia melukiskan siapa Yesus sebenarnya. Justru karena Yesus bukan manusia yang biasa, maka tidak mungkin merumuskan dengan singkat siapa Yesus. Lebih baik menggambarkan bagaimana Yesus tampil ke depan dan bergaul dengan orang-orang. Lalu menjadi jelas bagaimana Allah menampakkan diri dalam Yesus. Dengan menceriterakan apa yang terjadi, Lukas seolah-olah melukiskan gambaran Yesus. Lukas itu pelukis.
Tetapi Lukas tidak pernah bertemu muka dengan Yesus. Barangkali Lukas untuk pertama kalinya mendengar mengenai Yesus dari Paulus. Lalu Lukas bertanya-tanya kepada "mereka, yang dari semula adalah saksi mata". Dan setelah mengumpulkan berbagai keterangan, lalu membukukannya dengan teratur. Apa gerangan yang dimaksudkan dengan kata: TERATUR itu? Menurut garis besarnya Injil Lukas tidak terlalu berbeda dengan Injil Markus. Barangkali Lukas memanfaatkan Injil Markus untuk mengarang Injilnya. Ia sendiri berkata bahwa: "banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi." Dan kalau kita membandingkan Injil Lukas dengan Markus, maka didapati kesan bahwa Lukas banyak menyontek dari Markus. Tetapi ia tidak menyalin injil Markus begitu saja. Hampir separoh dari Injil Markus tidak diambil alih. Tetapi dari lain pihak ia menambah banyak, yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang lain. Dan lagi, walaupun mengikuti kerangka Injil Markus, Lukas seolah-olah tidak ambil pusing mengenai puncak-puncak kisah Markus itu. Lukas punya jalan pikiran sendiri. Itu terang. Tetapi apa jalan pikiran itu, nampaknya tidak begitu jelas.
Ia menyusun ceriteranya begitu saja. Seperti orang yang membuat album foto. Disitu juga tidak ada jalan pikiran yang teoritis. Foto-foto yang kurang lebih sejenis atau menyangkut peristiwa yang sama, ditempelkan pada satu halaman. Begitu halnya dengan Injil Lukas. Ia "menyelidiki segala peristiwa dengan seksama dari asal mulanya" lalu ia menyusun ceirtera-ceritera itu.
Pertama-tama, yakni pada bab 1 dan 2, tercantum semua foto mengenai kanak-kanak Yesus (mungkin juga bahwa ceritera itu didengarnya dari Bunda Maria sendiri). Dan kemudian ada satu seri lagi dengan gambaran mengenai Yesus yang memulai karyaNya. Dan begitu seterusnya. Keteraturannya terdapat dalam menyusun ceritera-ceritera kecil menjadi satu gambaran mengenai Yesus.
Alhasil, sebuah Injil yang nampaknya sederhana sekali. Seolah-olah hanya dongeng saja, kumpulan ceritera mengenai Yesus. Tetapi maksudnya bukan sekedar dongeng, melainkan suatu gambaran mengenai Yesus. Suatu lukisan. Dengan maksud supaya Teofilus yang mulia dapat mengetahui bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadanya itu sungguh benar. Dari gambaran Yesus, Teofilus dapat tahu siapa Yesus sebenarnya. Demikian pula kita.
Kerangka
Lukas menyusun Injilnya seperti orang menyusun album foto. Mulai dari foto bayi dan diakhiri dengan foto pada waktu sudah tua. Demikian halnya Injil Lukas mulai dengan kisah kanak-kanak Yesus, dan gambar yang paling belakang memperlihatkan Yesus "mengangkat tanganNya dan memberkati mereka; lalu terangkat ke sorga" (24:50.51). Tetapi diantaranya urut-urutan tidak begitu jelas. Kisah kanak-kanak berakhir dengan ceritera mengenai Yesus yang tinggal di kenisah "Ketika berumur duabelas tahun" (2:42). Dan pada halaman berikut dikatakan: "ketika Yesus memulai pekerjaanNya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun" (3:23). Seluruh waktu antara 12-30 tahun kosong, tidak ada fotonya. Tetapi bila Yesus tampil ke depan, terdapat gambar banyak sekali. Begitu banyaknya, sehingga tidak jelas lagi. Sampai wafat dan kebangkitan Yesus sebetulnya hanya jarak dua tahun saja. Maka dari permandian sampai akhir sebenarnya tidak ada perkembangan lagi. Lalu bagaimana Lukas menyusun semua gambar ini?
Pertanyaan ini tidak mudah dijawab. Mungkin kita dapat tertolong sedikit, kalau melihat Kisah 10:36-41. Sebab buku Kisah Para Rasul juga ditulis oleh Lukas. Dalam bab 10 ia menceriterakan bagaimana Petrus mewartakan Injil kepada perwira tentara Roma yang bernama Kornelius. Dalam buku Kisah, Lukas menceriterakan lima kali bahwa Petrus berkotbah. Empat kali untuk orang Yahudi, dan satu kali yakni Kisah 10:34b-43 di hadapan seseorang yang sudah kristen, yaitu Kornelius. Ada perbedaan yang cukup menyolok antara empat kotbah untuk orang Yahudi dan yang satu untuk orang kristen itu. Kotbah yang untuk orang Yahudi semua sama. Tetapi yang untuk orang kristen lain. Di sini Petrus tidak lagi mengancam dan menuduh, dan juga tidak mendesak supaya bertobat. Dalam kotbah di muka Kornelius dengan tenang dan terang ia menjabarkan Kabar Gembira mengenai Yesus Kristus. Dan oleh karena itu tidak mustahil bahwa dalam kotbah Petrus bagi Kornelius sekeluarga, Lukas menggambarkan secara garis besar inti pokok Injilnya.
1:5-2:52: Kisah kanak-kanak
3:1-4:44: Karya di Galilea
5:1-9:50: Yesus dan murid-muridNya.
9:51-19:10: Ajaran dan nasehat untuk para murid pada perjalanan ke Yerusalem
19:11-23:56: Minggu terakhir di Yerusalem.
24: Kisah Kebangkitan
Sebagaimana kelihatan pada skema di atas, dengan berpedoman pada Kisah 10:36-41 kita dapat membagikan Injil Lukas menjadi enam bagian, yakni (1) Kisah Kanak-kanak (bab 1-2); (2) Karya Yesus di Galilea (bab 3-4); (3) Yesus bersama murid-muridNya (5:1-9:50); (4) Ajaran dan nasehat Yesus sambil berjalan ke Yerusalem (9:51-19:10); (5) Minggu terakhir di Yerusalem (19:11-23:56); serta (6) Kisah kebangkitan (bab 24). Dan kalau melihat Injil sendiri, memang kelihatan bahwa pembagian ini cocok.
1. Kisah Kanak-kanak (bab 1-2) terang mempunyai sifat yang khas. Bahasanya istimewa. Suasana juga khusus. Dan yang paling menyolok ialah bahwa ceritera mengenai Yesus seluruhnya diparalelkan dengan riwayat Yohanes Pembaptis waktu masih kecil. Ceritera ini, yang mulai dengan oom dan tante Yesus, Zakharia dan Elisabeth, seluruhnya seperti gambaran keluarga; sampai Yesus besar dan boleh ikut ziarah ke Yerusalem.
2. Karya Yesus di Galilea (bab 3-4) juga mulai dengan Yohanes Pembaptis, sama seperti bagian pertama. Hanya sekarang Yohanes sudah dewasa, begitu pula Yesus. Tetapi juuga dalam bab 3 dan 4 ada riwayat Yesus diparalelkan dengan kisah mengenai Yohanes. Cuma mengenai Yohanes diceriterakan hanya sedikit, sampai "Herodes memasukkan Yohanes ke dalam penjara" (3:21). Kemudian dikisahkan panjang lebar mengenai Yesus, mulai dengan silsilahNya (3:23-38). Yesus tidak dipenjarakan seperti Yohanes, tetapi orang "membawa Dia ke tebing gunung, untuk melemparkan Dia dari tebing itu" (3:29). Padahal itu terjadi di kota Yesus sendiri, di Nasaret. "Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi" (3:30). Kisah Yesus tidak berhenti di sini.
3. Yesus bersama murid-muridNya (5:1-9:50) Bagian ketiga mulai dengan panggilan para rasul (5:1-11). Dan perhatian terus menerus diarahkan kepada mereka. Tetapi itu tidak berarti bahwa Yesus sendiri dilupakan. Sama sekali tidak. Sebaliknya, baru sekarang Yesus mulai tampil ke depan penuh kuasa, sampai rakyat berteriak: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita" (7:16). Maka Yesus tidak sendirian lagi. Para murid mengikuti Dia, ke mana saja Ia pergi." Dan pada akhir bagian ini Petrus mengakui Dia sebagai "Mesias dari Allah" (9:20). Sampai akhir bab 9 Lukas seolah-olah hanya mau memperkenalkan Yesus (dan para Rasul). Sifatnya masih umum sekali. Lain halnya dengan bagian berikut:
4. Ajaran dan nasehat Yesus sambil berjalan ke Yerusalem (9:51-19:10) Langsung dimulai dengan pernyataan yang tegas sekali: "Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia mengarahkan pandanganNya untuk pergi ke Yerusalem (9:51). Jelas tujuannya: Yesus menuju kemuliaan. Demikian jelas pula jalannya: "Bukankah Mesias harus menderita semua itu untuk masuk ke dalam kemuliaanNya?" (24:26). PerjalananNya ke surga harus melalui sengsara di Yerusalem. Tetapi ternyata Yesus baru mulai sungguh berjalan ke Yerusalem dengan 17:11. Sebelumnya Ia hanya "berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar" (13:22). Ajaran itu ditujukan terutama kepada para Rasul. Sebab kalau Yesus sudah tidak ada, mereka harus mengambil alih tugasNya. Dan untuk itu Ia mau mempersiapkan mereka 10:1-17:10. Bagian ini lebih merupakan ajaran bagi Gereja. Sesudah itu Yesus sungguh-sungguh pergi ke Yerusalem 17:11-19:10. Disinilah termuat pesan Yesus yang terakhir bagi para rasul.
5. Minggu terakhir di Yerusalem (19:11-23:56) Bagian inipun sebaiknya dibagi dua: Karya Yesus di Yerusalem (19:11-21:38) dan kisah sengsara (bab 22-23). Pada awal bagian pertama dikatakan bahwa Yesus "tiap-tiap hari mengajar di dalam bait Allah" (19:47), dan pada akhir hal itu diulangi sekali lagi: "pada siang hari Yesus mengajar di bait Allah, dan malam hari Ia pergi ke bukit Zaitun" (21:37). Kegiatan Yesus di Yerusalem dalam minggu terakhir, ialah, diskusi dengan orang Yahudi. Yesus menjauhkan diri dari mereka. Hubungan terputus. Drama besar itu dilukiskan oleh Lukas dengan beberapa debat pendek, tetapi yang amat berbobot. Jelas sekali. Demikian juga kisah sengsara disusun dengan amat jelas menjadi lima adegan, masing-masing di tempat yang berbeda-beda: di "ruangan atas" untuk perjamuan terakhir; kemudian Getssemane; lalu ke tempat Kayafas; selanjutnya Pilatus; dan akhirnya Golgota. Lima gambar yang amat berarti.
6. Kisah kebangkitan (bab 24). juga merupakan halaman album yang sangat indah: wanita-wanita pada makam kosong, murid dari Emmaus, dan akhirnya penampakan kepada para Rasul, yang bermuara ke dalam kenaikan ke surga. Dengan gambar yang penuh kemuliaan ini, habislah album Lukas. Gambaran mengenai Yesus sudah lengkap.
Lukas tidak menulis sebuah riwayat hidup Yesus. Ia hanya mau melukiskan potretNya. Ia tahu bahwa keagungan dan keluhuran Yesus tidak dapat ditangkap dalam satu rumus yang singkat. "Siapa Yesus" tidak dapat dirumuskan dengan kata-kata yang abstrak. Yesus adalah seoseorang yang hidup. "Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa. Ia berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai setan, sebab Allah beserta Dia, kata Petrus dalam kotbahnya untuk Kornelius (Kisah 10:38). Dan Lukas menggambarkan hal itu secara konkrit dalam Injilnya. Dengan macam-macam ceritera pendek yang digolongkan menjadi enam kelompok yang besar, Lukas berusaha memberikan suatu gambaran siapa Yesus sebenarnya.
I. MASA KANAK-KANAK
Lukas 2:1-20 adalah Injil Natal. Tetapi Lukas tidak hanya menceriterakan kisah kelahiran Yesus. Juga sunatNya dan pemberian nama (2:21). Selain itu juga penyerahanNya dalam kenisah (2:22-40) serta bagaimana Yesus apda umur dua belas tahun "hilang" dalam kenisah (2:41-52). Dan sebelum semua itu, diceriterakan dahulu bagaimana malaekat Gabriel memberitahu kepada Maria tentang kelahiran Yesus (1:26-38), dan bagaimana Maria membawa kabar gembira itu kepada Elisabet, saudaranya (1:39-45). Kisah Maria memang berhubungan erat dengan kisah Elisabet, ibu Yohanes Pemandi. Sejajar dengan kabar malaekat kepada Maria (1:26-38) juga ada pemberitahuan kepada Zakaria, suami Elisabet (1:5-25). Begitu juga kelahiran serta sunat Yohanes (1:57-80) paralel dengan kelahiran dan sunat Yesus (2:1-21).
Dengan demikian "Injil Kanak-Kanak" disusun dengan rapih sekali. Ada tujuh adegan yang dapat dibagi menjadi dua kelompok: Janji kelahiran Yohanes (1:5-25) dan janji kelahiran Yesus (1:26-38). Kedua peristiwa itu kemudian dipertemukan dalam kunjungan Maria kepada Elisabet (1:38-56). Kemudian menyusul kelompok berita yang kedua mengenai kelahiran Yohanes (1:57-80) dan kelahiran Yesus (2:11-21). Lalu ceritera mengenai Yohanes selesai. Tetapi mengenai Yesus masih diceriterakan perihal persembahanNya di kenisah (2:22-40) dan bagaimana Ia ditemukan kembali di situ waktu ziarahNya yang pertama ke tempat itu (2:41-52). Dan diantara semua itu ada tiga nyanyian yang cukup terkenal yakni dari Maria: Magnificat (1:46-56), dari Zakaria (1:67-80) dan dari Simeon (2:29-32).
2. TAMPIL KE DEPAN
Dalam 3:2 Yohanes Pemandi muncul lagi: "datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakaria, di padang gurun". Dan dalam ayat 20 ia menghilang lagi: dipenjarakan oleh Herodes. Lalu mulai kisah Yesus. Tetapi sampai dengan bab 4 belum ada murid. Dalam 4:38 memang dikatakan bahwa Yesus 'pergi ke rumah Simon'. Tetapi siapa Simon itu, belum pernah dijelaskan. Lukas di sini memanfaatkan Injil Markus, tetapi mengubah urut-urutannya, sehingga panggilan para rasul baru datang kemudian (5:1-11). Dalam bab 3-4 Yesus tampil ke depan masih sendirian, sama seperti Yohanes Pemandi. Kedua tokoh itu lagi disejajarkan, kendatipun perhatian dipusatkan pada Yesus. Tetapi ada kemiripan dalam susunan ceritera.
Dimulai dengan panggilan Yohanes (3:1-6). Kisah permandian Yesus (3:21-22) sebetulnya juga merupakan kisah panggilan dalam Injil Lukas. Kemudian datang pewartaan Yohanes (3:7-18). Kotbah Yesus di Nazaret (4:16-30) yang dikembangkan Lukas berdasarkan Markus 6:1-6 yang sangat diperluas dan dipindahkan tempatnya, juga merupakan pewartaan. Akhirnya Yohanes ditangkap dan dipenjarakan (3:19-20). Yesus memang tidak ditangkap. Tetapi orang sudah mempunyai niat mau melemparkanNya dari tebing gunung. "Tetapi Ia berjalan lewat tengah-tengah mereka, lalu pergi" (4:30). Maka ceritera Yesus tidak berakhir di situ. Dengan penampilanNya dalam rumah ibadat di Kapernaum (4:31-37), dengan penyembuhan ibu mertua Petrus (4:38-41) dan terutama dengan pewartaan Injil Kerajaan Allah (4:42-43) panggilan Yesus diteguhkan. Tetapi karya Yesus di Galilea ini (lihat 4:14) mempunyai tujuan khusus, dan dibedakan dari karya di 'Yudea' (4:44), yang barangkali berarti di 'tanah orang Yahudi' (Kisah 10:39). Dengan sengaja Lukas disini mengubah Markus 1:39 yang menyebut 'Galilea'. Bagian ini masih berkisar pada 'tempat Ia dibesarkan' (4:6). Yesus belum berkarya sungguh-sungguh. Ia baru naik panggung. Ia tampil sebagai Nabi Agung, Anak Allah (3:22; 4:3.9.41). Seluruh bagian ini (khususnya 3:21-4:44) bersifat maklumat; 'proklamasi' dan mendapat isi khususnya dari Roh (3:22; 4:1.14-18). Dengan demikian pembaptisan Yesus juga jelas dihubungkan dengan pencobaan di padang gurun (4:1-13), kendatipun diantaranya masih ada silsilah (3:23-38). Dalam bagian (3:21-4:30) ini, yang sejajar dengan kisah penampilan Yohanes (3:1-20), Yesus baru mulai tampil ke depan. Belum berkarya.
3. YESUS DAN MURID-MURIDNYA
Dengan panggilan para Rasul mulailah bagian baru. Selanjutnya sampai akhir Injil - Yesus akan selalu tampil bersama murid-muridNya. Tetapi ada perbedaan antara 5:1-9:50 dan bagian berikutnya. 9:51 dikatakan bahwa mulai waktu itu Yesus 'mengarahkan pandanganNya ke Yerusalem". Mulai 9:51 Yesus berjalan ke Yerusalem. Dalam bagian ini (5:1-9:50) Yesus berkeliling saja, tanpa tujuan yang jelas. Maka bagian ini kiranya juga hanya mau memperkenalkan Yesus, tetapi sekarang bersama-sama dengan para muridNya. Sebab jelas sekali bahwa para murid mendapat banyak perhatian, baik pada awal (5:1-6:16) maupun pada akhir (9:1-50). Bagian pembukaan menceriterakan panggilan para murid yang pertama: Petrus, Yakobus dan Yohanes dahulu, sebagai murid yang utama (5:1-11), kemudian Levi, si pemungut cukai (5:27-32), dan akhirnya semua murid bersama (6:12-16). Tetapi dalam semua itu Yesus sendiri tetap pada fokusnya. Ini album foto Yesus, bukan dari keduabelas rasul. Rasul-rasul hanya sebagai murid Yesus. Maka Yesus sendiri tetap pada pusat perhatian (5:12-26: 'kuasa Tuhan menyertai Dia 5:33-6:11: konflik dengan orang Parisi). Hal yang sama berlaku untuk bab 9. Tema pokok bab inipun adalah hidup para murid, tetapi dengan Yesus tetap pada pusatnya (pengakuan Petrus 9:20). Dimulai dengan pengutusan keduabelas murid (9:1-6), yang disusul langsung oleh pertanyaan Herodes: "Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?" (9:9).
Metode kerja yang sama dipakai Lukas dalam penyusunan bab-bab yang ada di tengah bagian ini (6:17-8:21). Pusatnya lagi Yesus sendiri sebagai nabi (bab 7, khususnya ayat 16.26.(28).39), dibandingkan dengan nabi Elia dan Elisa dahulu (7:1-17) dan kemudian juga dengan Yohanes Pemandi (7:18-25). Pokok bab ini adalah konfrontasi Yesus dengan Simon, orang Parisi, yang mempersoalkan apakah Yesus benar-benar seorang Nabi ("Jika ia ini nabi, tentu Ia tahu ...." 7:39). Bagian pusat mengenai Yesus sebagai nabi seolah-olah 'diapit oleh dua gambar mengenai Yesus dengan para murid, yang kedua-duanya bersifat pewartaan Yesus (6:17-19 dan 8:1-20). Dan justru dari kedua bagian kecil ini menjadi jelas maksud dari keseluruhan: Pewartaan Yesus merupakan 'inisiasi' bagi para murid. Mereka berguru kepada Yesus. Apa yang lazim disebut kotbah di dataran (6:20-49), sesungguhnya berfungsi sebagai peringatan mengenai ajaran palsu. Kotbah ini dilanjutkan dengan ajaran tentang firman Allah (8:1-21): perhatikanlah khususnya ayat 11.15.21). Dalam potongan ini, mengenai perumpamaan, kelihatan kedudukan khusus para murid: "Kepadamu diberikan karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah" (8:10). Mereka dibedakan dari orang kebanyakan (8:4; hal itu digarisbawahi lagi dalam ayat 1-2 dan 19-21), tetapi sekligus juga diutus kepada orang banyak itu (8:16-18). Juga dalam kisah mukjizat (8:22-56), yang seolah-olah disisipkan dalam bagian ini mengenai Yesus dan para murid, Lukas secara khusus menonjolkan peranan para murid (lihat ayat 22). Tetapi fokus tetap ada pada Yesus dan firmanNya (lihat ayat 25.29.32.54). Dengan demikian kisah mukjizat tetap ada hubungan sedikit dengan kotbah perumpamaan. Yesus tetap digambarkan sebagai "seorang nabi yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa" (24:19). Kalau bagian ini dibandingkan dengan injil sinoptis yang lain, maka langsung kelihatan kesamaan tetapi juga perbedaannya. 5:1-6.19 sama dengan susunan Markus (dengan sejumlah perbedaan kecil yang cukup penting juga).
Begitu juga 8:4-9:50 (tetapi apa yang diceriterakan dalam Markus 6:45-8:26 tidak ada pada Lukas 1). Bagian tengah (6:20-8:3) tidak ada pada Markus, tetapi untuk sebagian besar terdapat dalam Injil Matius. Namun dalam urut-urutan yang lain sama sekali. Jelas bahwa Lukas disini tidak tergantung dari Matius. Banyak sekali menerangkan kesamaan antara Lukas dan Matius ini (yang sangat berbeda dalam urut-urutannya) dengan mengandaikan (ini suatu hipotese) bahwa kedua-duanya, baik Lukas maupun Matius, tergantung dari sumber yang sama. Sumber itu disebut dengan istilah Jerman - Quelle (artinya 'sumber), dan biasanya disingkat dengan huruf "Q". Ini tentu sebuah hipotese saja, yang sulit dapat dibuktikan secara tuntas selama tidak ada naskah yang berisikan "Q" itu. Tetapi barangkali hipotese ini toh lebih baik, daripada berkata bahwa kesamaan antara Lukas dan Matius ini "kebetulan" saja.
4. PENDIDIKAN DAN MASA PERSIAPAN PARA MURID
Bagian berikut dimulai dengan suatu pernyataan yang jelas dan tegas: "Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia mengarahkan pandanganNya ke Yerusalem" (9:51). Yesus memulai perjalananNya ke Yerusalem. Tetapi pada permulaan didapati kesan bahwa Yesus lebih berjalan-jalan daripada dengan langsung menuju Yerusalem. Perjalanan ke Yerusalem dengan sesungguhnya baru mulai dengan 17:11, dimana Yesus benar-benar meninggalkan Samaria dan Galilea. Sampai saat itu Yesus seperti hanya keliling-keliling saja. Hanya dalam 13:22 perjalanan ke Yerusalem masih disinggung, tetapi dalam sebuah ringkasan yang mengatakan bahwa Yesus "berjalan dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan ke Yerusalem". Dalam 19:28 Yesus masih tetap pada perjalanan ke Yerusalem; dalam ayat 41 Ia sudah melihat kota suci, dan dalam ayat 45 Ia masuk kenisah. Maka 19:44 merupakan akhir perjalanan. Tetapi perumpamaan tentang uang mina (19:11-27) sebetulnya sudah merupakan pengantar pada ceritera mengenai Minggu Palem (19:28-44). Maka sebaiknya perjalanan diakhiri dengan 19:10 saja. Tema perjalanan paling menonjol dalam 9:51-62 dan 17:11-19:10. Diantaranya hanya disebut sepintas saja (lihat kecuali 13:22 yang disebut diatas, juga 10:28; 13:33; dan 14:25). Sebetulnya tema perjalanan sudah terdapat pada Markus (lihat Markus 10:32.33; 11:1.11.15.27). Tetapi Lukas membuatnya menjadi suatu kerangka untuk aneka ragam bahan, baik ceritera maupun terutama ajaran Yesus. Jadi tidak dapat dikatakan bahwa seluruh bagian ini terarahkan kepada pengangkatan Yesus ke surga. Barangkali lebih penting bahwa para murid selalu berjalan bersama Yesus. Dengan demikian diungkapkan bahwa seorang murid harus "memikul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku" (9:23; lihat 14:27).
Tema pokok ialah mengikuti jejak Kristus. Dan tidak hanya dalam penderitaan tetapi menuju ke kemuliaan. Tidak hanya "Mesias menderita semuanya itu untuk measuk ke dalam kemuliaanNya" (24:26). Juga "kita harus mengalami banyak sengsara untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah" (Kisah 14:22). Jalan Yesus menuju ke kemuliaan melalui jalan salib; jalan para murid juga.
Dengan demikian bagian 9:51-19:10 sebaiknya dibagi tiga: 9:51-52 sebagai semacam pengantar, yang dengan cukup jelas merumuskan tema bagian ini. Kemudian 10:1-17:10 yang lebih mementingkan ajaran Yesus bagi para muridNya. Dan akhirnya 17:11-19:10 yang dengan lebih eksplisit mengarahkan perhatian kepada kota Yerusalem, sebagai tempat dimana Yesus akan menderita, tetapi juga masuk ke dalam kemuliaanNya. Mungkin justru kota suci itu yang memberikan arah yang jelas kepada kisah Lukas. Dalam Yesus menuju ke Yerusalem. Dan sesudah kenaikanNya ke surga para muridNya akan "menjadi saksi di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria sampai ke ujung bumi" (Kisah 1:8). Yerusalem adalah pusat. Disitu Injil mulai dengan penampakan kepada Zakaria (1:5-23), disitupun Injil berakhir, sebab Yesus tidak menyuruh murid-muridNya pergi ke Galilea (lihat Markus 16:7), melainkan memerintah supaya "tinggal dalam kota ini sampai diperlengkapi dengan kekuasaan dari surga" (24:29). Di Yerusalem Yesus menderita dan wafat, "sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh, kalau tidak di Yerusalem" (13:33). Tetapi di Yerusalem pun Ia bangkit dan naik ke surga (24:13-53).
9:51-62 secara singkat merumuskan tema untuk seluruh bagian ini. Dua hal dikatakan: 1. Yesus pergi ke Yerusalem; dan 2. Para murid mengikutiNya. "Terjadilah, ketika mulai dipenuhi hari-hari pengangkatanNya." Dengan pengangkatan ini barangkali dimaksudkan seluruh kepergianNya (ayat 31), dari wafatNya sampai kepada kemuliaan. Yesus berjalan ke tujuan hidupNya. Tetapi di dalam perjalanan itu Ia langsung mengalami perlawanan, yakni orang SAmaria. Mereka tidak mau menerima Yesus, karena pergi ke Yerusalem (ayat 53), dan orang Samaria bermusuhan dengan Yerusalem (lihat Yohanes 4:9). Murid mau menyuruh api dari langit untuk membinasakan mereka" (ayat 54). Tetapi Yesus menegur mereka (ayat 55): ini bukan cara Yesus. Dan sejumlah nas menambah: "Sebab Anak manusia tidak datang untuk membinasakan orang, tetapi menyelamatkanNya" (lihat 19:10). Lalu menyusul sabda Yesus perihal mengikutiNya: "Anak Manusia tidak mampunyai tempat meletakkan kepalaNya" (ayat 58). Dengan mengikuti Yesus orang tidak boleh mengharapkan untung di dunia ini. Namun Yesus bersabda: "Ikutlah Aku." Orang itu lalu minta izin menguburkan ayahnya dulu. Tetapi tidak diperbolehkan. Mengikuti Yesus berarti meninggalkan segala-galanya (ayat 59-60). Juga pamitan dengan keluarga tidak boleh: "setiap orang yang siap membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah (ayat 62). Yesus menuntut prioritas mutlak dari mereka yang mau mengikutiNya pada jalan ke Yerusalem. Dalam bagian berikut, 10:1-17:10, tema sengsara dan wafat tidak begitu menonjol. Tekanan ada pada ajaran Yesus untuk mereka yang mau mengikutiNya. Dimulai dengan perutusan 70 murid. Mereka melambangkan Gereja, yang akan meneruskan karya Yesus sesudah kenaikanNya. Maka bagian ini sebetulnya berupa Pendidikan dan persiapan para murid. Di dalamnya secara silih berganti perhatian dipusatkan pada Yesus dan pada Gereja. Aneka macam bahan dikumpulkan disini oleh Lukas, yang semuanya kira-kira akan bermanfaat sebagai instruksi untuk para murid. Bagian 10:1-11:13 seolah-olah memberi prinsip pokok untuk seluruh instruksi ini: pelayanan dan doa. Kedua prinsip ini ditunjuk dalam kisah Maria dan Marta (10:38-42) dan dikembangkan dalam perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati (10:25-37) serta dalam pengajaran tentang doa (11:1-13). Kemudian dibahas secara mendetail aneka ajaran mengenai hidup rohani. Pertama-tama mengenai sikap batin (11:14-13:34), dibagi dalam uraian mengenai kejujuran (11:14-12:59) serta perihal iman akan kekuatan Kerajaan Allah yang tak dapat dikalahkan (13:1-31). Uraian mengenai sikap lahir (14:1-16:31) juga dibagi dua: Hormat dan pengampunan (14:1-15:32) dan hidup miskin (16:1-31). Keseluruhan instruksi ini diakhiri dengan himbauan, supaya waspada (17:1-10). Ajaran Yesus ini tidak disusun dengan sistematis. Tetapi bahan dari tradisi yang ada hubungan ditempatkan bersama, sehingga ajaran Yesus merupakan semacam "bunga rampai" mengenai tema tertentu. Atau barangkali disinipun paling cocok sebagai gambaran album foto. Sebab diantara bagian ajaran ada juga ceritera-ceritera mengenai hidup Yesus bersama para murid. Juga ceritera-ceritera kecil itu mempunyai arti sebagai ajaran Gereja, yakni sebagai contoh dan teladan. Lukas tidak hanya memperlihatkan siapa Yesus, tetapi juga bagaimana Gereja yang dibentuk olehNya. Tekanan ada pada pendidikan para murid, tetapi dalam rangka Injil itu berupa persiapan.
Persiapan Terakhir
Mulai dengan 17:11 perhatian lebih eksplisit diarahkan kepada tujuan perjalanan Yesus, yakni sengsara dan wafat di Yerusalem. Bukan hanya karena tema perjalanan Yesus lebih kerap disebut (17:11; 18:31; 19:11.28.41), tetapi juga karena isinya lebih jelas dihubungkan dengan apa yang akan terjadi di Yerusalem. Pilihan pro atau kontra Yesus merupakan tema pokok bagian ini. Hal itu sudah kentara pada kisah mengenai sepuluh orang kusta (17:11-19), yang sedikit banyak berfungsi sebagai 'pengantar' pada tema itu. Seluruh perikopa ini berpusat pada penyerahan iman yang total dari satu orang yang tahu terima kasih, padahal "orang itu adalah seorang Samaria" (17:16). Penyerahan iman, yang digambarkan dalam sikap orang Samaria itu, menjadi tuntutan dan tantangan dalam ajaran Yesus mengenai kedatangan Anak Manusia (17:20-37). Ajaran Yesus ini tidak boleh dilihat sebagai semacam pendobelan dengan kotbah eskatologis (21:5-36). Sebab ajaran mengenai kedatangan Anak Manusia seluruhnya berfokus pada diri Yesus sendiri sebagai Anak Manusia. Berpangkal pada pertanyaan orang Parisi mengenai kedatangan Kerajaan Allah (17:20-21), Yesus memberi ajaranNya mengenai misteri Anak Manusia. Tetapi di dalamnya Yesus menekankan bahwa perwahyuan misteri ini untuk sebagian besar juga tergantung dari sikap manusia di hadapan Anak Manusia itu. "Hari-hari Anak Manusia" (ayat 22-26) telah mulai sekarang ini. Maka mulai sekarang ini manusia harus siap. Dan "Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan bahwa mereka harus selalu berdoa dan tidkak jemu-jemu" (18:1). Perumpamaan itu (18:1-8) sekaligus juga merupakan jawaban Yesus atas pertanyaan orang Farisi pada awal, dan dengan demikian boleh dipandang sebagai penutup bagian ini. Dengan tegas Yesus menjawab kepada orang Farisi bahwa soalnya bukanlah apa yang akan dibuat oleh Allah, melainkan "adakah Anak Manusia mendapati iman di bumi" bila Ia datang. Tema bagian ini adalah iman akan Yesus.
*Materi diambil dari Suharyo, I., Pengantar Injil Sinoptik, Kanisius, Yogyakarta, 1989
hha bagus ni kk
BalasHapus