Santo Hieronimus berkata, "Tak Kenal Kitab Suci, Tak Kenal Kristus"

Selasa, 19 April 2016

101 TANYA JAWAB KITAB SUCI : PENGANTAR (1)

Dalam  melaksanakan  tugas  sebagai  pengajar  saya   sangat terkesan akan banyaknya pertanyaan-pertanyaan mengenai Kitab Suci yang diajukan kepada saya.  Banyak  di  antaranya  yang diajukan  beberapa  kali  dalam  berbagai  kesempatan.  Para penanya  umumnya  berpendapat  bahwa  jawaban-jawaban   yang mereka  dengar sangat berharga untuk memperbesar penghargaan mereka  terhadap  Kitab  Suci  dan  membantu  mereka   dalam menghadapi   persoalan-persoalan   dalam   hidup  keseharian mereka. Atas dasar itu, saya memutuskan  untuk  mengumpulkan dan menerbitkannya.
 Diusahakan  agar  gaya  bahasa  dalam buku ini tidak terlalu resmi   dan   lebih   merupakan   percakapan    sehari-hari. Kadang-kadang cara orang mengajukan pertanyaan masih melekat dalam ingatan saya, meskipun saya tidak setuju  dengan  cara pengungkapannva.  Dalam hal seperti ini, dalam jawaban saya, saya tunjukkan mengapa saya  tidak  sependapat  dengan  cara pengungkapannya.    Perbedaan    dalam   memilih   kata-kata seringkali menjadi bagian dari masalah  yang  dipertanyakan. Misalnya  saja  persoalan  mengenai  Petrus dalam Perjanjian Baru akan saya bahas dengan  mengemukakan  berbagai  peranan Petrus,   seperti  tergambar  dalam  Perjanjian  Baru.  Lalu setelah saya lakukan itu, seseorang  melontarkan  pertanyaan yang  lugas: "Apakah Petrus seorang Paus." Saya tidak pernah menggunakan istilah itu, tetapi ingin  mendapat  jawab  akan persoalan   tersebut.  Bagaimana  seseorang  dapat  menjawab secara langsung pertanyaan yang  diungkapkan  begitu  buruk, tanpa   terjebak  dalam  "anakronisme,"  adalah  suatu  seni tersendiri.
 Dalam kesempatan tanya-jawab, sejauh pengalaman saya,  suatu pertanyaan  mengenai  suatu topik seringkali mengarah kepada pertanyaan  lain  yang  sejenis.   Saya   memutuskan   untuk mengutamakan hal-hal sejenis dalam buku ini dan saya rangkai 101 pertanyaan sesuai topik  dan  bukannya  disusun  menurut tingkat  kepentingannya.  Namun tidak seluruhnya sistematis. Urutan  topik  menggambarkan   pola-pola   pemikiran   yang menyebabkan orang mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

Pemilihan  pertanyaan  bukanlah  berdasar penilaian mengenai apa  yang  paling  penting  dalam  pemahaman   Kitab   Suci. Pemilihan itu lebih dipengaruhi oleh perhatian para penanya, yang ditujukan kepada saya selama bertahun-tahun. Saya ingin mengingatkan  bahwa buku ini ditujukan bagi para awam, bukan bagi para cendekiawan.  Sebagai  contoh,  Kisah  6:1-6  amat penting  untuk  memahami  keadaan  Gereja  Perdana.  Di sana dikisahkan perselisihan pertama dalam Gereja  Kristen,  yang melibatkan   orang-orang   Ibrani   dan  Hellenis.  Meskipun demikian,  orang  tidak  pernah  tergelitik  untuk  bertanya tentang  para  Hellenis karena bagi mereka kurang aktual. Di lain pihak, aspek Perjanjian Baru apa pun  yang  disampaikan dalam  kuliah  atau  ceramah,  orang  akan  terangsang untuk bertanya mengenai saudara-saudara  Yesus.  Persoalan  apakah saudara-saudara  Yesus adalah juga anak Maria, jarang sekali menjadi topik studi Perjanjian Baru. Akan  tetapi,  hal  itu ada  kaitannya  dengan Kitab Suci, yang banyak mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari  dan  merupakan  teka-teki  bagi mereka.
 Kalau  dalam  buku  ini ditampilkan persoalan-persoalan yang oleh para cendekiawan mungkin  tidak  hanya  dianggap  tidak penting,  tetapi malahan perlu dihindari, toh dalam buku ini ditampilkan. Karena pertanyaan-pertanyaan itu memang berasal dari   penanya.   Misalnya   saja   mengenai  "perawan  yang mengandung." Ada yang menyarankan  agar  topik  yang  begitu peka  lebih  baik dihindari dalam diskusi umum dengan alasan hal itu dapat rmenganggu iman. Hal  peka  demikian  bukanlah privilese  bagi  para  cendekiawan,  sebab para penanya juga merasa bahwa disini kita menghadapi masalah yang  sulit  dan harus ditanggapi dengan hati-hati.
 Saya  seorang  imam  Katolik  dan sebagian besar pembicaraan saya  saya  tujukan  kepada   ummat   Katolik   maka   tidak terhindarkan  bahwa  akan  ada  nada Katolik dalam buku ini. Walaupun   demikian,   pengalaman   saya   mengajar   selama bertahun-tahun   di   banyak   seminari   Protestan,   telah menyadarkan saya bahwa banyak persoalan tetap  menarik  bagi umat  lain,  khususnya karena dalam kehidupan mereka, mereka juga  berhubungan  dengan  umat   Katolik.   Misalnya   saja pertanyaan  di  atas:  apakah Maria mempunyai anak-anak lain atau tetap perawan. Pertanyaan semacam ini  sering  diajukan oleh  umat  Protestan sebab mereka ingin melihat, bagaimana seorang cendekiawan Katolik dapat tetap  teguh  pandangannya mengenai  Maria,  padahal  menurut  mereka  itu tidak sesuai dengan Alkitab. Untuk menjawabnya, saya  mencoba  memaparkan bukti Alkitabiah seobjektif mungkin, menjelaskan kapan bukti Alkitabiah itu berakhir, serta kapan  interpretasi  terhadapKitab   Suci  dalam  kehidupan  Gereja  selama  berabad-abad menambah pandangan baru. Kalau  bukti  menurut  Alkitab  itu sendiri  tidak  jelas,  menurut  pendapat  saya, orang harusmenerimanya. Saya tidak melihat alasan  mengapa  orang-orang Kristen  dari  berbagai  Gereja  yang  berbeda,  tidak dapat sependapat mengenai bukti  Alkitabiah  dan  mengenai  maksud penulis  Kitab  Suci (sampai pada tingkat yang bisa diterima oleh ilmu pengetahuan). Pasti mereka akan  berbeda  pendapat mengenai  apa arti Kitab Suci dalam berbagai aspek kehidupan Gereja.  Dengan  demikian,  fokus  perbedaan  menjadi  lebih jelas.  Sering  terjadi orang beradu argumen tentang sesuatu yang tidak jelas dalam Kitab Suci dan  itu  sebenarnya  yang dipakai  sebagai  dasar dari perbedaan sikap selama ini. Hal ini membantu menghilangkan tuduhan  dalam  perdebatan  antar umat  Kristen  bahwa  pihak  lain  tidak  alkitabiah. Sering terjadi  bukti  alkitabiah  yang  sama   ditafsirkan   dalam berbagai  cara  yang  berbeda dan masing-masing merasa setia kepada Kitab Suci.
Mereka yang telah menghabiskan  hidupnya  untuk  mempelajari Kitab  Suci, mungkin akan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan cara yang  berbeda-beda.  Tanggapan  dalam  buku  ini adalah  tanggapan  pribadi,  terdorong  oleh keinginan untuk membantu  pembaca  menanggapi  pertanyaan-pertanyaan  serupa yang mereka jumpai dalam hidup sehari-hari.
Semoga usaha ini dapat dimanfaatkan.
R.E.B.

Baca juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar