Santo Hieronimus berkata, "Tak Kenal Kitab Suci, Tak Kenal Kristus"

Minggu, 20 Maret 2016

MINGGU PALMA: YESUS, RAJA PERJANJIAN BARU

Hari ini, Minggu, 20 Maret 2016, Gereja Katolik merayakan Minggu Palma sebagai pembuka masa Pekan Suci. Masa Pekan Suci menjadi saat pengenangan hari-hari terakhir Yesus berkarya di dunia; saat dimana Yesus menunjukkan secara tuntas melalui simbol maupun perbuatan-Nya, kualitas pribadi anak-anak Allah, yang hendaknya menjadi milik setiap murid-murid-Nya dan orang-orang yang percaya kepada-Nya.
Yesus adalah pemenuhan perjanjian Allah dengan umat manusia sejak dunia ini diciptakan-Nya, yaitu sejak perjanjian-Nya dengan Adam. Adam yang diciptakan Allah dikehendaki-Nya menjadi imam terhadap istrinya -hawa-, maupun terhadap bumi dan segala isinya. Menjadi imam berarti membentuk dirinya menjadi seorang kudus, pilihan Allah dan membawa istrinya dan bumi beserta segala isinya ini menjadi kudus pula, milik Allah.
Meskipun Adam jatuh ke dalam dosa karena tidak taat pada perjanjian, Allah terus menerus membarui perjanjian-Nya dengan manusia supaya manusia kembali layak hidup dalam kekudusan itu. Perjanjian-Nya dengan Nuh dan anak-anaknya; dengan Abraham dan keturunannya; dengan Musa dan bangsa Israel; dengan Daud dan kerajaannya adalah pembaruan perjanjian tersebut yang pada akhirnya terpenuhi didalam Yesus Kristus, Adam baru, Nuh Baru, Abraham Baru, Musa Baru, Daud baru, Perjanjian Baru.
Minggu Palma ini, Yesus menampilkan simbol-simbol dimulainya pemenuhan Perjanjian Baru tersebut, Perjanjian Allah dengan Manusia. Saat memulai memasuki Yerusalem, Yesus datang layaknya seorang Raja, menunggang keledai muda yang belum pernah ditunggangi orang. Mengapa Dia tampail seperti raja, menunggangi keledai? Mengapa Dia tampil tidak sebagai Yesus yang sudah biasa datang ke Yerusalem, dengan berjalan kaki?
Penginjil, misalnya Lukas, yang dibacakan pada Minggu ini, hendak menunjukkan kepada kita bahwa Yesus adalah Daud baru, Raja Perjanjian Baru yang akan menggenapi dan melaksanakan secara penuh utuh Perjanjian Allah dengan manusia. Dia sebagai raja hadir mengunjungi rakyatnya bukan dengan mengendarai kuda, melainkan keledai, Sebab, Dia datang menawarkan pendamaian kepada rakyatnya, bukan perang atau penghakiman atau penindasan.
Latar belakang kuda atau keledai ini, bisa kita lihat dalam kisah-kisah Kerajaan Israel pada kitab perjanjian lama (Kitab Samuel, Kitab Raja-Raja, Kitab Nabi-Nabi). Zaman dulu ketika Israel berbentuk kerajaan, Raja melakukan kunjungan ke wilayah-wilayah secara periodik setiap tahun. tergantung apa yang menjadi misi Raja. Saat Kerajaan dalam keadaan ancaman perang, atau Raja hendak menjadi hakim untuk suatu pengadilan di wilayah-wilayah, atau hendak memungut pajak dan upeti, Raja akan mengendarai kuda. Namun, jika Raja tidak hendak melakukan itu semua, maka Raja mengendarai keledai. Rakyat sudah bisa menerka pesan ini. Jika Raja datang mengendarai kuda, rakyat akan menjadi ketakutan, kacau dan tercerai berai dan sebaliknya jika Raja mengendarai keledai, maka rakyat akan bersukacita. itulah yang dapat kita lihat dalam kisah Yesus memasuki kota Yerusalem, Seorang Raja datang membawa damai dan rakyat bersukacita karena-Nya.
Oleh karena itu, Minggu Palma menjadi pembuka pekan suci, yang mengingatkan kita sekaligus menjadi saat kita memulai kenangan dan syukur kita atas pemenuhan Janji Allah, Janji Keselamatan yang kekal. Menjadi sebuah keberuntungan kita -dosa yang menguntungkan- karena Allah mengerti betul keadaan dan kelemahan kit. Maka Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal sebagai karunia teragung kepada kita, menjadi penebus, pelaksana Perjanjian-Nya yang kekal dan abadi. Dan adalah wajar apabila selama pekan suci ini, kita yang percaya dan bersyukur atas itu semua, mempersembahkan seluruh hidup kita selama sepekan ini untuk Tuhan, dengan tekun berdoa, membaca kitab suci, olah rohani dan bentuk-bentuk penguatan iman kita kepada-Nya.
semoga! Selamat memasuki Pekan Suci untuk kita semua!

Baca juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar